JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan di Jakarta kembali menjadi sorotan setelah Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mencatat ada 216 ruas jalan dengan panjang total 264,58 kilometer yang terdampak proyek pembangunan dan galian.
Kondisi ini diyakini menjadi salah satu faktor utama penyebab macet di Jakarta hari-hari belakangan ini.
Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa berbagai proyek tengah berjalan di Ibu Kota, mulai dari MRT Jakarta, LRT Jakarta, Tol Harbour Road 2, Jakarta Sewerage Development Project (air limbah), Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), jaringan utilitas terpadu (SJUT), hingga pembangunan saluran crossing.
“Berdasarkan hasil inventarisasi Dishub, ada 216 ruas jalan dengan total 264,58 km yang terokupansi akibat pekerjaan konstruksi. Hal ini berdampak terhadap adanya kepadatan lalu lintas di ruas jalan,” kata Syafrin, Kamis (21/8/2025).
Baca juga: 216 Jalan di Jakarta Macet akibat Proyek Konstruksi
Untuk mengurangi dampak macet, Dishub bersama kepolisian telah menyiapkan rekayasa lalu lintas berupa:
Baca juga: Akar Macet Jalan TB Simatupang: Awalnya Dibangun untuk Mobilitas Cepat, Bukan untuk Kantor-Komersial
Syafrin menekankan bahwa meskipun saat ini warga harus bersabar menghadapi kemacetan, proyek tersebut akan membawa manfaat besar di masa depan.
Infrastruktur perkeretaapian dan jalan tol diharapkan dapat menunjang transportasi berkelanjutan, sementara pembangunan jaringan perpipaan akan memperkuat layanan air minum dan pengelolaan limbah.
Ia pun mengimbau masyarakat memanfaatkan transportasi umum seperti Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL, serta mencari jalur alternatif bila memungkinkan.
Baca juga: Macet di TB Simatupang: Jalan Tak Bisa Dilebarkan Lagi, Ahli Beri Solusi Efektif Lain
Kemacetan paling parah terjadi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang turun langsung tanpa pengawalan pada 16 Agustus 2025, mengakui kondisi lalu lintas di kawasan tersebut sangat buruk dibandingkan wilayah lain di Jakarta.
“Kalau kita lihat di daerah lain sekarang mengalami penurunan kemacetan, tapi memang di TB Simatupang parah sekali,” ujar Pramono.
Menurutnya, penyebab utama kemacetan di TB Simatupang adalah galian Proyek Strategis Nasional (PSN) milik pemerintah pusat.
Ia berencana mengirim surat resmi kepada pemerintah pusat agar ikut membantu mencari solusi.
Baca juga: 21 Titik Kemacetan di Jakarta Selatan, TB Simatupang Terparah
Selain itu, Pramono menginstruksikan langkah-langkah teknis untuk mengurangi kepadatan, di antaranya:
Memperkecil ukuran bedeng proyek agar tidak memakan badan jalan.