Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Macet di Jakarta Hari Ini: Ada Proyek dan Galian di 216 Jalan

Kompas.com - 22/08/2025, 10:52 WIB
Mohamad Bintang Pamungkas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan di Jakarta kembali menjadi sorotan setelah Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mencatat ada 216 ruas jalan dengan panjang total 264,58 kilometer yang terdampak proyek pembangunan dan galian.

Kondisi ini diyakini menjadi salah satu faktor utama penyebab macet di Jakarta hari-hari belakangan ini.

Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa berbagai proyek tengah berjalan di Ibu Kota, mulai dari MRT Jakarta, LRT Jakarta, Tol Harbour Road 2, Jakarta Sewerage Development Project (air limbah), Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), jaringan utilitas terpadu (SJUT), hingga pembangunan saluran crossing.

“Berdasarkan hasil inventarisasi Dishub, ada 216 ruas jalan dengan total 264,58 km yang terokupansi akibat pekerjaan konstruksi. Hal ini berdampak terhadap adanya kepadatan lalu lintas di ruas jalan,” kata Syafrin, Kamis (21/8/2025).

Baca juga: 216 Jalan di Jakarta Macet akibat Proyek Konstruksi

Dampak dan Rekayasa Lalu Lintas

Untuk mengurangi dampak macet, Dishub bersama kepolisian telah menyiapkan rekayasa lalu lintas berupa:

  • Pengalihan arus lalu lintas ke jalur alternatif.
  • Contra flow pada titik-titik tertentu.
  • Penutupan persimpangan sementara.
  • Pembongkaran jalur cepat–lambat agar lalu lintas lebih terbagi.
  • Penempatan petugas lapangan dan flagman dari pihak kontraktor.

Baca juga: Akar Macet Jalan TB Simatupang: Awalnya Dibangun untuk Mobilitas Cepat, Bukan untuk Kantor-Komersial

Syafrin menekankan bahwa meskipun saat ini warga harus bersabar menghadapi kemacetan, proyek tersebut akan membawa manfaat besar di masa depan.

Infrastruktur perkeretaapian dan jalan tol diharapkan dapat menunjang transportasi berkelanjutan, sementara pembangunan jaringan perpipaan akan memperkuat layanan air minum dan pengelolaan limbah.

Ia pun mengimbau masyarakat memanfaatkan transportasi umum seperti Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL, serta mencari jalur alternatif bila memungkinkan.

Baca juga: Macet di TB Simatupang: Jalan Tak Bisa Dilebarkan Lagi, Ahli Beri Solusi Efektif Lain

Sorotan di Jalan TB Simatupang

Kemacetan paling parah terjadi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang turun langsung tanpa pengawalan pada 16 Agustus 2025, mengakui kondisi lalu lintas di kawasan tersebut sangat buruk dibandingkan wilayah lain di Jakarta.

“Kalau kita lihat di daerah lain sekarang mengalami penurunan kemacetan, tapi memang di TB Simatupang parah sekali,” ujar Pramono.

Menurutnya, penyebab utama kemacetan di TB Simatupang adalah galian Proyek Strategis Nasional (PSN) milik pemerintah pusat.

Ia berencana mengirim surat resmi kepada pemerintah pusat agar ikut membantu mencari solusi.

Baca juga: 21 Titik Kemacetan di Jakarta Selatan, TB Simatupang Terparah

Langkah Darurat Pemprov DKI

Selain itu, Pramono menginstruksikan langkah-langkah teknis untuk mengurangi kepadatan, di antaranya:

Memperkecil ukuran bedeng proyek agar tidak memakan badan jalan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau