Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog: Anak Cerdas Istimewa Perlu Metode Belajar Khusus untuk Kembangkan Potensi

Kompas.com - 09/10/2025, 14:26 WIB
Hanifah Salsabila,
Faieq Hidayat

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Psikologi Pendidikan Universitas Indonesia, Eva Septiana menyebut anak cerdas istimewa membutuhkan metode khusus agar dapat mengembangkan potensinya.

”Biasanya ada kebijakan dari sekolah untuk memberikan penambahan-penambahan metode dari diferensiasi, pendalaman, untuk percepatan,” ujar Eva kepada Kompas.com, Selasa (7/10/2025).

Namun pada praktiknya, belum banyak sekolah yang menjadikan metode tambahan ini sebagai kebijakan yang penting untuk diterapkan. 

“Sejauh yang saya ketahui belum merata. Yang saya tahu mungkin sekolah-sekolah swasta yang sudah sangat melihat individual differences,” kata Eva. 

Baca juga: Lika-liku Perjalanan Anak Cerdas Istimewa, Terasing dan Dicap Aneh

Ahli Psikologi Pendidikan Universitas Padjadjaran, Fitriani Yustikasari Lubis, juga mengutarakan hal yang sama.

Menurut Fitriani, kemampuan guru di sekolah masih belum dapat memenuhi kebutuhan anak CIBI mengembangkan diri, karena kurangnya sosialisasi dan keterampilannya.

“Saat ini tuh agak lebih slow down ya untuk sosialisasinya, atau peningkatan pemahaman guru tentang siswa CIBI ini,” kata Fitriani.

Menurut Fitriani, idealnya anak anak cerdas istimewa dan bakat istimewa (CIBI) bisa menggunakan kurikulum terdiferensiasi.  

Kurikulum terdiferensiasi adalah program pembelajaran yang idealnya memenuhi kebutuhan dan minat akademik setiap siswa. 

“Intinya adalah kurikulum terdiferensiasi, yang artinya kurikulum itu memungkinkan untuk anak CIBI ini punya kesempatan mengembangkan dirinya,” jelas Fitriani.

Baca juga: Psikolog: Anak Cerdas Istimewa Perlu Stimulus Emosional dan Sosial, Tak Hanya Intelektual

Psikolog Anak Wellspring Center, Mario Herman C. Manuhutu mengatakan salah satu karakteristik menonjol anak CIBI cepat memahami segala sesuatu hal. 

“Ketika belajar sesuatu, mereka lebih cepat menerimanya, lebih tinggi daya ingatnya, daya tangkapnya lebih cepat,” kata Mario.

Dengan kemampuan itu, anak CIBI cenderung lebih mudah bosan di saat teman-temannya belum selesai tugas atau memahami materi. 

“Misalkan di kelas, karena dia sangat pintar menonjol, ketika sudah selesai, dia langsung cepat bosan, tugas-tugasnya sudah selesai nih, sementara anak-anak yang lain, ya mereka bisa, tapi enggak secepat dia,” tutur Mario.

Baca juga: Orangtua Wajib Tahu, Ini Tanda Anak Cerdas Istimewa

Perbedaan daya serap anak CIBI dengan anak lainnya tak serta merta mengharuskan mereka berada di kelas terpisah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Usulan Perpanjangan Rute Transjabodetabek di Tangerang
Usulan Perpanjangan Rute Transjabodetabek di Tangerang
Megapolitan
Uji Coba RDF Rorotan Timbulkan Bau Lagi, Pramono: Masalahnya di Pengangkutan Sampah
Uji Coba RDF Rorotan Timbulkan Bau Lagi, Pramono: Masalahnya di Pengangkutan Sampah
Megapolitan
Polisi Ungkap Bjorka Simpan 5 GB Data, Termasuk Milik Pemerintah Asing
Polisi Ungkap Bjorka Simpan 5 GB Data, Termasuk Milik Pemerintah Asing
Megapolitan
Program Pemutihan Pajak Kendaraan di Samsat Ciputat Hasilkan Rp 188 Miliar
Program Pemutihan Pajak Kendaraan di Samsat Ciputat Hasilkan Rp 188 Miliar
Megapolitan
Warga Gang Kelinci Kemanggisan Masih BAB di Kali, Ini Penyebabnya
Warga Gang Kelinci Kemanggisan Masih BAB di Kali, Ini Penyebabnya
Megapolitan
Pramono Tinjau Tanggul Baswedan yang Jebol di Jati Padang Besok
Pramono Tinjau Tanggul Baswedan yang Jebol di Jati Padang Besok
Megapolitan
Polisi Tangkap Pencuri Motor yang Digagalkan Pengemudi Ojol di Cakung
Polisi Tangkap Pencuri Motor yang Digagalkan Pengemudi Ojol di Cakung
Megapolitan
Daftar UMP Jakarta dalam 5 Tahun Terakhir, Ini Rinciannya
Daftar UMP Jakarta dalam 5 Tahun Terakhir, Ini Rinciannya
Megapolitan
Pramono Akui Tak Semua Halte dan Stasiun di Jakarta Ramah Disabilitas
Pramono Akui Tak Semua Halte dan Stasiun di Jakarta Ramah Disabilitas
Megapolitan
Pria di Bojonggede Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya
Pria di Bojonggede Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya
Megapolitan
Pramono Buka Job Fair Disabilitas 2025, 21 Perusahaan Siap Rekrut
Pramono Buka Job Fair Disabilitas 2025, 21 Perusahaan Siap Rekrut
Megapolitan
Program Pemutihan Pajak di Samsat Ciputat Capai 300.000 Kendaraan
Program Pemutihan Pajak di Samsat Ciputat Capai 300.000 Kendaraan
Megapolitan
Pencari Kerja Padati Job Fair Disabilitas di Taman Ismail Marzuki
Pencari Kerja Padati Job Fair Disabilitas di Taman Ismail Marzuki
Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku yang Bacok Dua Korban Saat Tawuran di Depok
Polisi Tangkap Tiga Pelaku yang Bacok Dua Korban Saat Tawuran di Depok
Megapolitan
Kapolda Metro Beri Penghargaan ke Ojol yang Gagalkan Pencurian Motor di Cakung
Kapolda Metro Beri Penghargaan ke Ojol yang Gagalkan Pencurian Motor di Cakung
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat