JAKARTA, KOMPAS.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 61 Jakarta ternyata tak membuat rezeki para pedagang sekolah berkurang.
Meski siswa kini mendapat makan siang gratis dari pemerintah, kantin sekolah dan pedagang di sekitar masih ramai pembeli.
Rosul (55), pedagang kantin yang sudah berjualan lebih dari 10 tahun di sekolah itu, mengatakan pendapatannya tetap stabil sejak program MBG mulai berjalan pada November 2024.
“Kalau menurut saya sih sama aja, enggak ada perubahan. Dulu sebelum ada MBG juga menu utama saya nasi ayam geprek Rp 10.000,” kata Rosul kepada Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Baca juga: Menjaga Napas Panjang MBG
Ia menjelaskan, siswa tetap membeli makanan di pagi hari karena jatah makan dari program MBG baru dibagikan menjelang siang.
“Sekarang juga masih banyak yang beli pagi-pagi sebelum sekolah karena MBG-nya baru dibagikan siang,” lanjutnya.
Rosul menuturkan, kebiasaan siswa yang datang tanpa sarapan justru membuka peluang bagi pedagang.
Dalam sehari, ia bisa menjual sekitar 100 porsi nasi dan aneka gorengan seperti donat, tahu isi, dan tempe mendoan.
“Anak-anak biasanya makan di sini dulu jam tujuh. Ada yang patungan beli nasi, ada juga yang beli minuman manis. Jadi masih jalan seperti biasa. Kalau siang, baru mereka makan dari program MBG,” ujarnya.
Pihak sekolah, kata Rosul, juga tidak pernah melarang pedagang kantin tetap berjualan.
Keberadaan kantin dianggap melengkapi program MBG karena siswa tetap membutuhkan sarapan pagi.
Baca juga: Bantuan Beras Dinilai Bisa Jadi Alternatif Program MBG
“Sekolah enggak pernah larang. Katanya biar sama-sama jalan aja. Anak-anak juga masih butuh makan pagi. Jadi alhamdulillah, masih bisa dapat penghasilan,” tuturnya.
Kadang, siswa menukar makanan MBG yang tidak disukai dengan dagangan Rosul.
“Kadang anak-anak enggak suka ikan, terus tukar sama ayam saya. Enggak apa-apa, saya juga kasihan. Namanya anak sekolah, kadang uang jajannya pas-pasan,” ucapnya.
Rosul menyebut, penghasilannya per hari masih berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta, bergantung pada tingkat keramaian sekolah.