Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Sekolah di Era Makan Gratis

Kompas.com - 13/10/2025, 19:07 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 61 Jakarta ternyata tak membuat rezeki para pedagang sekolah berkurang.

Meski siswa kini mendapat makan siang gratis dari pemerintah, kantin sekolah dan pedagang di sekitar masih ramai pembeli.

Rosul (55), pedagang kantin yang sudah berjualan lebih dari 10 tahun di sekolah itu, mengatakan pendapatannya tetap stabil sejak program MBG mulai berjalan pada November 2024.

“Kalau menurut saya sih sama aja, enggak ada perubahan. Dulu sebelum ada MBG juga menu utama saya nasi ayam geprek Rp 10.000,” kata Rosul kepada Kompas.com, Senin (13/10/2025).

Baca juga: Menjaga Napas Panjang MBG

Ia menjelaskan, siswa tetap membeli makanan di pagi hari karena jatah makan dari program MBG baru dibagikan menjelang siang.

“Sekarang juga masih banyak yang beli pagi-pagi sebelum sekolah karena MBG-nya baru dibagikan siang,” lanjutnya.

Sarapan jadi peluang rezeki

Rosul menuturkan, kebiasaan siswa yang datang tanpa sarapan justru membuka peluang bagi pedagang.

Dalam sehari, ia bisa menjual sekitar 100 porsi nasi dan aneka gorengan seperti donat, tahu isi, dan tempe mendoan.

“Anak-anak biasanya makan di sini dulu jam tujuh. Ada yang patungan beli nasi, ada juga yang beli minuman manis. Jadi masih jalan seperti biasa. Kalau siang, baru mereka makan dari program MBG,” ujarnya.

Pihak sekolah, kata Rosul, juga tidak pernah melarang pedagang kantin tetap berjualan.

Keberadaan kantin dianggap melengkapi program MBG karena siswa tetap membutuhkan sarapan pagi.

Baca juga: Bantuan Beras Dinilai Bisa Jadi Alternatif Program MBG

“Sekolah enggak pernah larang. Katanya biar sama-sama jalan aja. Anak-anak juga masih butuh makan pagi. Jadi alhamdulillah, masih bisa dapat penghasilan,” tuturnya.

Kadang, siswa menukar makanan MBG yang tidak disukai dengan dagangan Rosul.

“Kadang anak-anak enggak suka ikan, terus tukar sama ayam saya. Enggak apa-apa, saya juga kasihan. Namanya anak sekolah, kadang uang jajannya pas-pasan,” ucapnya.

Rosul menyebut, penghasilannya per hari masih berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta, bergantung pada tingkat keramaian sekolah.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Megapolitan
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Megapolitan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Megapolitan
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Megapolitan
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Megapolitan
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Megapolitan
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Megapolitan
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Megapolitan
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Megapolitan
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Megapolitan
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat