JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menaikkan tarif Transjakarta yang selama 20 tahun terakhir tetap sebesar Rp 3.500 mendapat tanggapan beragam dari pengguna setianya.
Sejumlah pengguna mengaku tidak keberatan selama kenaikan tarif dilakukan secara proporsional dan diimbangi dengan peningkatan pelayanan.
Sebaliknya, ada pula yang berharap pemerintah memperjelas arah penggunaan dana hasil penyesuaian tarif agar masyarakat merasa kenaikan itu berdampak langsung pada layanan.
Baca juga: Ketika Rp 3.500 Tak Akan Lagi Cukup untuk Transjakarta...
Ria (34), karyawan swasta yang setiap hari naik bus Transjakarta dari Halte Balai Kota, menilai rencana kenaikan tarif sebagai hal yang wajar.
“Sudah 20 tahun enggak naik, jadi saya rasa wajar-wajar saja kalau pemerintah mau sesuaikan,” ujar Ria saat ditemui di Halte Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).
Ia berharap peningkatan pelayanan tidak hanya dari sisi kenyamanan armada, tetapi juga ketepatan waktu dan keamanan halte.
“Sekarang aja dibanding moda lain, Transjakarta masih nyaman dan murah banget,” ujarnya.
Meski begitu, Ria meminta Pemprov DKI perlu menjelaskan secara terbuka alasan dan rencana penggunaan hasil kenaikan tarif agar publik memahami konteks kebijakan itu.
“Kalau jelas buat peningkatan layanan, pasti masyarakat bisa maklum,” tambahnya.
Baca juga: Warga: Tarif Transjakarta Boleh Naik asal Armadanya Ditambah
Ia menilai, meskipun tarif naik, Transjakarta masih akan menjadi pilihan utama karena rutenya luas dan sistemnya jauh lebih baik dibanding 10 tahun lalu.
Bagi sebagian penumpang lain, kenaikan tarif Transjakarta yang isunya menjadi Rp 5.000 per perjalanan tidak menjadi masalah.
Kafi (31), karyawan swasta yang setiap hari naik Transjakarta dari Halte Dukuh Atas, menilai harga tersebut masih sangat terjangkau.
“Kalau cuma naik jadi lima ribu, enggak masalah. Masih jauh lebih murah dibanding naik ojek online yang bisa empat kali lipat,” ujarnya saat ditemui di Halte Matraman, Selasa (28/10/2025).
Ia menilai, selama ketepatan waktu dan jumlah armada bisa dijaga, masyarakat tak akan keberatan dengan penyesuaian tarif.
“Selama busnya datang tepat waktu dan enggak desak-desakan, saya tetap pilih TJ. Mau naik seribu atau dua ribu juga enggak apa-apa,” katanya.
Baca juga: Penumpang Tak Masalah Tarif Transjakarta Naik: Masih Murah Dibanding Naik Ojol