JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah pengguna menilai kenaikan tarif Transjakarta harus dibarengi dengan penambahan armadanya.
Sebab, para pengguna saat ini merasa armada Transjakarta masih kurang, sehingga sering terjadi desak-desakan di dalam bus.
“Sekarang jam sibuk masih sering penuh banget. Kalau tarif naik, ya harus sepadan sama pelayanan. Minimal amarda di tambah supaya antre enggak terlalu lama,” ujar salah satu pengguna Transjakarta, Arif (26), saat diwawancarai, Selasa (28/10/2025).
Arif mengaku setiap hari menggunakan Transjakarta untuk beraktivitas. Dia menilai tarif moda transportasi itu lebih murah dibandingkan yang lain.
Baca juga: Tarif Transjakarta yang Akhirnya Naik Usai 20 Tahun Bertahan
“Selama masih lebih murah daripada transportasi lain, saya tetap pilih Transjakarta,” kata dia.
Senada dengan Arif, Ria (34), karyawan swasta yang setiap hari naik Transjakarta mengaku tidak keberatan jika tarif transportasi itu dinaikkan.
“Sudah 20 tahun enggak naik, jadi saya rasa wajar-wajar saja kalau pemerintah mau sesuaikan,” ujar Ria.
Namun, Ria berharap kenaikan tarif harus diimbangi dnegan peningkatan pelayanan. Ia berharap peningkatan pelayanan tak hanya dari sisi kenyamanan armada, tetapi juga ketepatan waktu dan keamanan halte.
“Sekarang aja dibanding moda lain, Transjakarta masih nyaman dan murah banget,” ucap Ria.
Menurut Ria, kenaikan tarif akan bisa diterima publik jika pemerintah menjelaskan transparan soal alasan dan rencana penggunaannya.
“Kalau jelas buat peningkatan layanan, pasti masyarakat bisa maklum,” tambah dia.
Sementara itu, Nurul (25), seorang karyawan swasta yang tinggal di kawasan Kampung Melayu, juga menyambut baik rencana kenaikan tarif Transjakarta.
“Naik dikit enggak apa-apa, toh masih murah. Angkot di pasar saja sekarang bisa Rp 10.000 sekali jalan,” kata Nurul.
Nurul berharap kenaikan tarif sejalan dengan rencana pemerintah menambah armada bus listrik.
“Kalau nanti busnya makin banyak dan enggak ngebul lagi, itu bagus banget. Saya pernah naik bus listrik Transjakarta, adem, bersih, enggak berisik,” ujar dia.
Baca juga: Ketika Rp 3.500 Tak Akan Lagi Cukup untuk Transjakarta...