Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puding Gosong Diduga Jadi Penyebab Keracunan Program MBG di SDN 01 Meruya Selatan

Kompas.com - 03/11/2025, 17:11 WIB
Ridho Danu Prasetyo,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Insiden dugaan keracunan yang menimpa 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan, Jakarta Barat, pada Rabu (29/10/2025), diduga kuat berasal dari menu puding coklat yang berbau gosong.

Puding tersebut merupakan bagian dari paket Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru berjalan tiga hari di sekolah itu.

Wakil Kepala Sekolah SDN Meruya Selatan 01 Nursyamsiyah membenarkan bahwa menu puding pada hari kejadian terindikasi menjadi penyebab keracunan.

Baca juga: 20 Siswa SDN Meruya Selatan 01 Diduga Keracunan Usai Konsumsi MBG

“Menu MBG saat itu ada mie, tahu, telur kecap, dan puding. Makanan yang terindikasi (bermasalah) adalah puding,” kata Nursyamsiyah saat ditemui Kompas.com di sekolah, Senin (3/11/2025).

Ia menyebut, dari dua sampel makanan berisi puding coklat yang diterima sekolah, salah satunya memiliki aroma tak wajar.

“Beberapa kebetulan ada yang berbau seperti gosong, mungkin bau asap, bau gosong. Tapi yang lain sih normal,” jelasnya.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan Satria Jayaputra mengonfirmasi laporan adanya puding beraroma gosong.

“Ada satu anak dari SD 01 yang mencium aroma dari puding ini seperti bau asap rokok. Tapi disaat saya mencium aroma tersebut, sebenarnya itu bau gosong,” kata Satria kepada Kompas.com, Senin.

Satria menjelaskan, sebagian puding kemungkinan dimasak terlalu lama. Pasalnya, menu puding itu tidak diolah di dapur SPPG, melainkan dipasok oleh pihak ketiga, yaitu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Label SNI dan Halal pada Nampan MBG di Jakut

“Kalau puding sih kebetulan memang kami memakai orang kedua, jadi kami memakai UMKM yang membuat puding tersebut,” ungkapnya.

Menurut Satria, puding digunakan sebagai pengganti susu yang seharusnya menjadi menu utama, karena stok susu di Jakarta saat itu sedang habis.

“Awalnya kan kita rencananya menggunakan susu, tapi stok susu di Jakarta itu kebetulan habis. Jadi, akhirnya kami menggunakan puding sebagai pengganti susu,” ucapnya.

Meski begitu, Satria menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan uji organoleptik atau pencicipan sampel makanan sebelum dibagikan ke siswa. Proses itu bahkan dihadiri oleh Lurah Meruya Selatan.

“Itu pasti (dicoba). Saya juga sebagai pencobanya dan kebetulan paginya itu tersebut ada Pak Lurah untuk dateng mencoba pudingnya secara langsung. Saat kami mencobanya juga tidak ada bau apa-apa,” ujarnya.

Satria menambahkan, hasil pemeriksaan RSUD Kembangan terhadap tujuh siswa yang sempat dibawa ke rumah sakit tidak menunjukkan indikasi keracunan serius.

Baca juga: Polisi Sidak Ruko yang Diduga Palsukan Nampan MBG

Halaman:


Terkini Lainnya
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Megapolitan
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Megapolitan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Megapolitan
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Megapolitan
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Megapolitan
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Megapolitan
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Megapolitan
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Megapolitan
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Megapolitan
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Megapolitan
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat