Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjebak Macet Dua Jam, WN Korea Selatan Ngamuk ke Sopir Taksi Online di Jaksel

Kompas.com - 03/11/2025, 17:24 WIB
Hanifah Salsabila,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Seorang sopir taksi online bernama Burhan (36) mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari penumpangnya yang diduga warga negara (WN) Korea Selatan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2025).

Peristiwa itu terjadi di tengah kemacetan, saat penumpang berinisial J tiba-tiba mengamuk di dalam mobil.

Burhan menuturkan, penumpang tersebut mulai bersikap aneh setelah sekitar 30 menit perjalanan. Awalnya, ia mengira penumpangnya hanya ingin buang air kecil.

Baca juga: Sopir Taksi Mengaku Tak Main HP Saat Mobilnya Tertemper KRL

Ia pun mengizinkan pria itu untuk buang air kecil di dalam mobil dengan menggunakan botol air mineral.

“Saya pikir setelah dia diizinkan pipis, saya pikir itu karena pengen pipis, ternyata setelah pipis juga tetap ngamuk-ngamuk dia kayak gitu,” kata Burhan saat dihubungi, Senin (3/11/2025).

Menurut Burhan, saat baru naik ke mobil, penumpang tersebut meminta akses pengisi daya ponsel. Setelah diberikan, pria itu justru langsung berbaring di jok tengah mobil.

Tak lama kemudian, penumpang itu mulai berteriak menggunakan bahasa yang tidak dimengerti Burhan.

“Dan tiba-tiba kaget juga, teriak-teriak juga begitu,” ujarnya.

Selama perjalanan, pria itu juga meminta Burhan untuk putar balik ke penginapannya di Darmawangsa, serta berhenti di toko kosmetik dan minimarket. Namun, karena lalu lintas sangat padat, Burhan menolak permintaan tersebut.

Baca juga: Sopir Taksi Online Ditemukan Tewas, Mobilnya Sudah Terparkir 3 Hari di Pejaten Barat

Ia memilih tetap melanjutkan perjalanan menuju lokasi tujuan di sebuah restoran kawasan Cilandak.

“Saya enggak izinkan juga, dan memang kami enggak bisa gerak jalannya ya sama sekali, macet banget begitu kan. Ya, akhirnya saya antar sampai tujuan yang kondisinya memang ngamuk-ngamuk seperti itu,” jelasnya.

Burhan menambahkan, selama di perjalanan penumpang tersebut sempat memukul tangannya, berteriak dalam bahasa Korea dan Inggris, serta mematikan lampu mobil dengan kaki saat berbaring di jok tengah.

Setibanya di lokasi tujuan, penumpang itu tak langsung turun. Ia justru meminta waktu sekitar 20 menit untuk menelepon seseorang di dalam mobil.

“Saya pikir itu marah-marah itu ya, memang karena kemacetan gitu ya, karena ini, tapi setelah sampai, sampai dia malah nunggu di mobil itu lama, dia minta, minta waktu tunggu mau telepon,” tutur Burhan.

Baca juga: Taksi Tabrak Motor di Sudirman, 2 Orang Luka

Setelah selesai menelepon, pria tersebut langsung keluar tanpa mengucapkan terima kasih atau permintaan maaf.

Kejadian itu menjadi viral di media sosial setelah Burhan mengunggah rekaman dashcam yang memperlihatkan penumpangnya mengamuk di dalam mobil.

Dari unggahan itu, Burhan kemudian mengetahui bahwa pria yang sama diduga pernah mengacak-acak beberapa restoran di Jakarta pada hari berbeda.

“Jadi ada yang nge-DM ke saya juga, ‘resto saya juga sama diacak-acak,’ gitu katanya, ‘Pak, nih, kejadiannya tanggal 1 kemarin,’” ujar Burhan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Megapolitan
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Megapolitan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Megapolitan
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Megapolitan
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Megapolitan
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Megapolitan
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Megapolitan
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Megapolitan
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Megapolitan
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Megapolitan
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat