Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Kompas.com - 18/04/2024, 13:30 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laju penguatan indeks dollar AS terhenti pada perdagangan Kamis (18/4/2024) pagi. Meskipun demikian, kurs rupiah masih berada di kisaran Rp 16.100 per dollar AS.

Mengacu data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka menguat di level Rp 16.194 per dollar AS. Penguatan itu berlanjut pada awal perdagangan, di mana pada pukul 11.25 WIB nilai tukar rupiah menguat 0,22 persen ke Rp 16.185 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah itu selaras dengan indeks dollar AS yang melemah. Tercatat greenback turun ke kisaran 105,84 dari sebelumnya di angka 106.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Mesir dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

"Konsolidasi dollar AS ini mungkin menunggu data ekonomi AS yg baru atau kabar baru dari Konflik Timur Tengah," kata dia kepada Kompas.com, Kamis.

Namun demikian, Ariston menyoroti ketidakpastian yang tetap berlanjut. Gejolak yang terjadi di kawasan Timur Tengah pasca serangan Iran ke Israel berpotensi kembali mengerek dollar AS ke depan.

Di sisi lain, pasar masih menunggu rilis data terbaru ekonomi Negeri Paman Sam. Ini untuk menentukan arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve. Pasar menantikan sinyal konformasi penundaan pemangkasan suku bunga acuan The Fed.

Baca juga: Tren Pembayaran Dividen Berdampak pada Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

"Jadi dollar AS bisa menguat lagi dalam waktu dekat. Peluang pelemahan rupiah masih terbuka," ujar Ariston.

Adapun pada hari ini, Ariston bilang, dengan rupiah bergerak turun dari pembukaan sampai saat ini, maka rupiah berpotensi ditutup menguat. Ia menyebutkan, rupiah berpotensi menguat dengan support di sekitar Rp 16.100.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terus melemah sejak awal April lalu. Bahkan, sejak 12 April lalu rupiah telah menembus level psikologis Rp 16.000 per dollar AS.

Baca juga: Mata Uang Zimbabwe dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Merespons pelemahan tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya siap melakukan intervensi pasar untuk melindungi nilai tukar rupiah. Ini disampaikannya menyikapi perkembangan situasi geopolitik di kawasan Timur Tengah yang diperkirakan akan berdampak terhadap kondisi ekonomi Internasional.

"Kami akan memastikan nilai tukar (Rupiah) akan terjaga. Kami lakukan intervensi baik melalui spot maupun non delivery forward (NFD)," ujar Perry di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

"Kami jajakan koordinasi dengan pemerintah, dengan fiskal bagaimana menjaga moneter dan fiskal. Kami pastikan kami di pasar untuk melakukan langkah stabilisasi," kata dia.

Baca juga: Di Money Changer, Kurs Rupiah Tembus Rp 16.250 Per Dollar AS

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau