Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Layanan Marketplace, Bukalapak Bisa Makin Untung?

Kompas.com - 12/01/2025, 19:27 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukalapak Tbk menghentikan penjualan produk fisik di marketplace mereka mulai Februari 2025.

Dalam pernyataannya, Bukalapak menyatakan keputusan ini mencerminkan upaya untuk mengoptimalkan fokus pada layanan digital dan produk virtual yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar, sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis di masa depan.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, menilai keputusan BUKA untuk fokus pada layanan digital merupakan langkah yang tepat.

Baca juga: Bukalapak Tutup Layanan Produk Fisik, Mendag Bilang Begini

Ilustrasi belanja online.DOK. Shutterstock/SuPatMaN. Ilustrasi belanja online.

Hal itu lantaran industri marketplace telah mengalami tantangan besar terutama karena daya beli kelas menengah yang tergerus sejak pandemi Covid-19.

“Menutup layanan produk fisik untuk fokus pada marketplace digital adalah strategi yang mendukung pertumbuhan. Itu langkah tepat, fokus digital. Apalagi industri marketplace memang telah mengalami tantangan besar, terutama karena daya beli kelas menengah yang tergerus sejak pandemi Covid-19 serta perang harga dan diskon yang mempengaruhi profitabilitas,” ujarnya dalam siaran persnya, Minggu (12/1/2025).

Nafan menilai langkah Bukalapak ini mampu meningkatkan pendapatan perusahaan (top-line growth). Untuk hasil bottom-line, kata Nafan, memang perlu kesabaran.

Namun, net loss perusahaan perlahan menurun, dan Bukalapak berada di jalur yang benar.

 

Baca juga: Bagaimana Rekomendasi Saham Bukalapak Usai Tutup Layanan Produk Fisik?

“Profitabilitas harus terus digenjot, terutama dengan menekan biaya operasional,” ujarnya.

Dengan menutup layanan produk fisik dan fokus ke layanan digital, Bukalapak diharapkan dapat lebih efektif menekan pengeluaran operasional (operating expenses) dan memperkuat kinerja keuangan jangka panjang.

Halaman:


Terkini Lainnya
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau