Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenperin: RI Mampu Produksi Ponsel Pintar Berkualitas

Kompas.com - 17/01/2025, 21:48 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menegaskan bahwa Indonesia memiliki kemampuan memproduksi ponsel pintar berkualitas yang dapat bersaing di pasar global. Hal ini didukung oleh keberadaan fasilitas produksi dan perakitan yang bekerja sama dengan sejumlah jenama kelas dunia.

“Silakan bandingkan perusahaan-perusahaan yang sekarang ada di Indonesia dengan perusahaan-perusahaan di Vietnam, Malaysia, India, maupun China,” ujar Faisol dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Fasilitas produksi yang dimaksud adalah PT Sat Nusapersada (SatNusa) yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau. Perusahaan tersebut telah bertahun-tahun mengembangkan pengalaman di bidang produksi dan perakitan ponsel pintar.

Baca juga: Serikat Pekerja eFishery Sudah Bersiap Hadapi Kemungkinan PHK Massal

Optimisme untuk Investasi

Dalam kunjungannya ke fasilitas SatNusa, Faisol menyampaikan pesan kepada calon investor jenama ponsel untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia.

Menurutnya, potensi besar dalam pengembangan industri telekomunikasi didukung oleh teknologi canggih serta sumber daya manusia yang kompeten.

“Sebagai pemerintah, kami mengimbau bahwa jangan khawatir dengan potensi yang ada, teknologi yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, dan sumber daya manusia yang ada di sini,” kata Faisol.

Lebih lanjut, Wamen Faisol mendorong pemanfaatan teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses produksi. Ia juga berharap SatNusa dapat memperluas lini bisnis di berbagai sektor industri.

“Ini kesempatan besar untuk SatNusa bergerak secepat mungkin merangkul dan menjadi perusahaan dengan line business di berbagai macam lini sektor usaha,” tambahnya.

Baca juga: Efek Pemangkasan BI Rate: Peluang Cuan di Pasar Reksadana

Pertumbuhan Industri Teknologi dalam Negeri

Sejak diberlakukannya aturan minimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 35 persen untuk handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT), sektor tersebut mengalami pertumbuhan signifikan.

Pada 2023, produksi HKT di dalam negeri mencapai 50 juta unit, dengan jumlah impor hanya 3,1 juta unit. Hal ini berarti sekitar 94 persen produk teknologi tersebut dihasilkan oleh manufaktur domestik.

Selain itu, nilai ekspor produk elektronik hingga triwulan III 2024 mencapai 10,07 miliar dollar AS. Ekspor ini didominasi oleh peralatan telekomunikasi, elektronik rumah tangga, peralatan listrik, dan komponennya. Khusus untuk produk HKT, sepanjang 2024, nilai ekspor mencapai 277 juta dollar AS.

Baca juga: Airlangga Yakin Paket Kebijakan Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, Lampaui Proyeksi Bank Dunia dan BI

Teknologi Indonesia Siap Bersaing

Kinerja industri teknologi nasional menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga bersaing di pasar internasional.

Dengan dukungan pemerintah dan optimalisasi teknologi, Wamenperin Faisol Riza optimistis sektor ini akan terus berkembang.

“Pengalaman yang telah dibangun oleh SatNusa adalah cerminan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan industri telekomunikasi di masa depan,” tutup Faisol.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau