NEW YORK, KOMPAS.com - Kekayaan pendiri dan CEO Tesla Elon Musk lenyap 29 miliar dollar AS atau sekitar Rp 475,7 triliun (asumsi kurs Rp 16.410 per dollar AS) dalam sehari pada Senin (10/3/2025) waktu setempat atau Selasa (11/3/2025) waktu Indonesia.
Meski demikian, Musk tetap menjadi orang terkaya di dunia.
Dikutip dari Business Insider, Selasa, menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Elon Musk mencapai 301 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 4.937 triliun. Indeks ini diperbarui untuk mencerminkan nilai saham pada penutupan pasar.
Baca juga: Saham Tesla Anjlok Terus sejak Elon Musk Gabung Pemerintahan Trump
Sebelumnya, kekayaan Musk pada Minggu (9/3/2025) adalah 330 miliar dollar AS, yang berarti turun 6,7 persen pada hari Senin waktu setempat.
Penurunan kekayaan bersih Musk tersebut dipicu oleh penurunan harga saham Tesla. Saham Tesla anjlok 15 persen pada hari Senin waktu setempat, menandai penurunan harian terbesar sejak September 2020.
Indeks Nasdaq 100 yang didominasi saham teknologi rontok 4 persen secara keseluruhan, sementara indeks S&P 500 merosot 3 persen.
Saham Tesla turun 55 persen dari titik tertingginya pada Desember 2024. Kekayaan bersih Musk turun 132 miliar dollar AS atau lebih dari 30 persen pada tahun ini, menurut Bloomberg.
Baca juga: Kekayaan Elon Musk Lenyap Rp 852,1 Triliun sejak Awal 2025, Mengapa?
Beberapa investor Tesla khawatir Musk mungkin menghabiskan terlalu banyak waktu di Washington DC, dan tidak cukup fokus pada produsen kendaraan listrik yang didirikannya itu.
Musk telah bekerja sama erat dengan Presiden Donald Trump dan kantor Departemen Efisiensi Pemerintah AS (DOGE) saat berupaya melakukan pemangkasan untuk menghilangkan pemborosan dan penipuan di pemerintah federal, termasuk dengan memangkas pengeluaran dan pegawai federal.
Trump mengatakan CEO Tesla dan SpaceX memimpin kantor tersebut, tetapi Gedung Putih dan Departemen Kehakiman membantahnya, dan malah menunjuk pejabat lain sebagai administrator kantor DOGE.