KOMPAS.com-Presiden China Xi Jinping mengundang para pemimpin perusahaan multinasional dalam pertemuan pada Jumat (28/3/2025) untuk membahas stabilitas rantai pasokan global.
Langkah ini dilakukan saat Beijing berupaya meredakan kekhawatiran investor asing terhadap kondisi ekonomi China, di tengah ancaman kebijakan tarif baru dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
China tengah berjuang mengembalikan kepercayaan dunia usaha.
Pemulihan ekonomi pascapandemi berjalan lamban, sementara regulasi yang semakin ketat, tindakan keras terhadap perusahaan asing, serta dominasi badan usaha milik negara membuat investor ragu.
"Kita harus bekerja sama menjaga stabilitas rantai pasokan global. Ini adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi dunia yang sehat," kata Xi kepada para eksekutif yang hadir, termasuk CEO AstraZeneca, FedEx, Saudi Aramco, Standard Chartered, dan Toyota, dilansir Reuters.
Xi juga meminta perusahaan asing agar tidak terbawa oleh "gangguan sementara" dalam industri atau mengikuti kebijakan yang justru memperburuk stabilitas rantai pasokan dunia.
Baca juga: Jack Ma Bertemu Xi Jinping, Saham Alibaba Tembus Rekor 3 Tahun
Sekitar 40 eksekutif dari berbagai sektor menghadiri pertemuan yang berlangsung lebih dari 90 menit.
Sebagian besar berasal dari industri farmasi. Tujuh perusahaan diberi kesempatan untuk berbicara.
Dalam pertemuan itu, para eksekutif duduk dalam formasi tapal kuda. CEO Mercedes-Benz, Ola Kallenius, dan CEO FedEx, Raj Subramaniam, duduk berhadapan langsung dengan Xi.
Sementara itu, CEO HSBC Georges Elhedery, CEO SK Hynix Kwak Noh-jung, Presiden dan CEO Saudi Aramco Amin Nasser, serta Ketua Hitachi Toshiaki Higashihara duduk di barisan depan.
Xi menekankan perusahaan asing memegang peran penting dalam perekonomian China.
"Mereka menyumbang sepertiga dari total impor dan ekspor, seperempat dari nilai tambah industri, dan menciptakan lebih dari 30 juta lapangan kerja," ujarnya.
Baca juga: Xi Jinping Temui Jack Ma dan Bos Teknologi, Sinyal Dukungan ke Swasta?
Ia juga mengakui bahwa investasi asing di China belakangan ini terdampak oleh faktor geopolitik.
"Saya sering mengatakan, mematikan lampu orang lain tidak akan membuat Anda lebih terang," kata Xi, menyindir kebijakan negara-negara yang dianggap menghambat investasi ke China.