JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dollar AS terdorong oleh beberapa sentimen positif yang dapat membawa rupiah berada dalam trek penguatan.
Pengamat Pasar Uang sekaligus Chief Analyst Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on di pasar equitas.
Risk on sering dikaitkan dengan sikap investor untuk mengambil risiko yang lebih tinggi dalam kondisi ekonomi yang menguntungkan. Itu terjadi setelah Trump mengecualikan beberapa produk elektronik dari tarif China.
Namun demikian, penguatan akan terbatas mengingat ketidakpastian tarif kedepan masih besar.
"Investor menantikan data cadev (cadangan devisa) Indonesia siang ini. Range (rupiah) 16.700-16.850," kata dia kepada Kompas.com, Senin (14/4/2025).
Baca juga: Cadangan Devisa RI Naik Jadi 157,1 Miliar Dollar AS per Maret 2025
Sementara itu, Pengamat Pasar Uang sekaligus Presiden Direktur Doo Financial Futures Ariston Tjendra mengatakan, indeks dollar pagi ini terlihat menurun di bawah level 100, level yang tidak pernah disentuh sejak Juli 2023.
Menurut dia, kekhawatiran pasar soal dampak negatif kenaikan tarif ke perekonomian AS dan aset keuangan AS menjadi pemicu pelemahan indeks Dollar AS tersebut.
Penurunan indeks dollar AS ini sedikit banyak akan membantu penguatan rupiah terhadap dollar AS hari ini.
Hal itu ditambah sikap terbaru Presiden AS Donald Trump yang mengecualikan peralatan elektronik dari pengenaan tarif baru juga memberikan sentimen positif ke pasar.
"Indeks saham Asia tempat produsen elektronik terlihat menguat pagi ini. Ini juga akan membantu penguatan rupiah hari ini," ungkap dia.
Menurut Ariston, sentimen-sentimen di atas paling tidak memberikan angin segar untuk rupiah sementara waktu.
Baca juga: Rupiah Menguat ke Rp 16.787 Per Dollar AS, Pengecualian Tarif Trump Pemicunya
Pasar sangat dinamis, perubahan arah bisa kapan pun terjadi dalam waktu singkat. Jadi pasar akan merespon setiap perubahan dengan hati-hati.
"Potensi penguatan ke arah support 16.700 dengan potensi resisten di kisaran 16.800 hari ini," ujar dia.
Melansir data Bloomberg, pukul 09.29 WIB rupiah berada pada level Rp 16.761 per dollar AS atau menguat 34 poin (0,20 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.795 per dollar AS.
Sementara itu, mengacu pada kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Jumat (11/4/2025) berada di level Rp 16.805 per dollar AS, atau menguat dibandingkan hari Kamis (10/4/2025) berada di level Rp 16.779 per dollar AS.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini