Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negosiasi Tarif Trump, Sri Mulyani Sempat Bandingkan Catatan dengan Menkeu Negara Lain

Kompas.com - 25/04/2025, 17:31 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengaku sempat membandingkan catatannya dengan menteri keuangan negara lain dalam kaitannya dengan negosiasi terkait kebijakan tarif Trump.

Dalam kegiatan World Bank Spring Meetings 2025, Sri Mulyani melakukan perbandingan catatan dengan menteri keuangan negara lainnya mengenai hubungan perdagangannya dengan AS.

"Dalam kesempatan ini pula, karena ini dalam kesempatan pertemuan G20 dan World Bank Spring Meetings 2025, saya melakukan perbandingan catatan atau compare notes dengan beberapa menteri keuangan untuk menanyakan bagaimana negara masing-masing melakukan engagement dengan AS," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (25/4/2025).

Baca juga: Menurut Sri Mulyani, AS Punya Pesan Khusus untuk Negara-negara yang Negosiasi Tarif Trump ...

Ia menambahkan, hal ini bertujuan untuk menemukan solusi yang bisa bersifat menyeluruh. Harapannya, itu dapat menciptakan kepastian dunia.

"Karena ketidakpastian dunia akan dan telah menyebabkan proyeksi pertumbuhan global yang melemah, dan itu tentu akan merugikan seluruh negara-negara di dunia," imbuh dia.

Sri Mulyani bilang, sepakat dengan negara lainnya, forum tersebut juga digunakan untuk menurunkan tensi ketegangan dan mencapai berbagai pemahaman bersama sehingga perekonomian masing-masing negara dan dunia terjaga.

"Agar tidak terjadi risiko pelemahan ekonomi atau bahkan resesi, yang berakibat pada kesejahteraan rakyat dari semua negara," ucap dia.

Sebelumnya, ia bilang, agenda bilateral Indonesia dan AS untuk berdialog dan melakukan negosiasi mendapat respons baik dari AS.

Proposal yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendapatkan apresiasi karena paling lengkap dan detail menggambarkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

Menko Airlangga didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Marie Elka Pangestu saat bertemu dengan  US Secretary of Treasury, Scott Bessent di Washington, DC, Kamis (24/4/2025) waktu setempat.DOKUMENTASI KEMENKO PEREKONOMIAN Menko Airlangga didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Marie Elka Pangestu saat bertemu dengan US Secretary of Treasury, Scott Bessent di Washington, DC, Kamis (24/4/2025) waktu setempat.
Selain itu, reformasi dan deregulasi yang dilakukan Indonesia juga dapat memecahkan masalah bilateral dan global.

“Jadi ini adalah sebuah pengakuan dari AS terhadap langkah-langkah yang dilakukan oleh Indonesia, dan dengan bekal komunikasi awal yang tadi disebutkan, Indonesia among the first timer, the first mover, itu dianggap akan memberikan advantage atau keuntungan dalam posisi Indonesia di dalam proses perundingan ini,” jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Google, Boeing, hingga Microsoft Dukung Indonesia soal Tarif Trump

Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada 2 April 2025.

Indonesia termasuk dalam daftar negara terdampak, dengan tarif impor yang naik hingga 32 persen. Beberapa negara merespons dengan retaliasi. China, misalnya, memilih jalur balasan tarif. Namun, Indonesia bersama sejumlah negara lain memilih menempuh jalur negosiasi.

Amerika Serikat (AS) kemudian menunda penerapan tarif resiprokal selama 90 hari bagi negara yang tidak melakukan retaliasi, termasuk Indonesia. Meski begitu, tarif dasar universal sebesar 10 persen tetap berlaku.

Baca juga: Kena Tarif Trump, Indonesia Buka Peluang Dagang Baru dengan BRICS dan Uni Eropa

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Terkini Lainnya
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau