Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Warga China Suka Kopi Dicampur Santan, Harga Kelapa di Indonesia Jadi Mahal

Kompas.com - 16/05/2025, 05:45 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga kelapa melonjak di pasar dalam negeri. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut, salah satu penyebabnya adalah meningkatnya permintaan dari China untuk mengolah kelapa menjadi susu.

“Kelapa sekarang langka, karena teman-teman dari Tiongkok mengolah kelapa jadi susu,” kata Zulhas saat menghadiri acara World of Coffee Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Menurut dia, tren di China kini bergeser. Masyarakat Negeri Tirai Bambu lebih suka mencampur kopi dengan santan kelapa dibandingkan dengan susu sapi.

Kondisi itu menyebabkan permintaan global terhadap kelapa naik, sehingga harga di Indonesia pun ikut terdongkrak.

"Jadi di Tiongkok sekarang orang minum kopi bukan pakai susu, tapi pakai santan kelapa. Jadi kelapa mahal sekarang," kata Zulhas.

Baca juga: Kenapa Harga Kelapa Mahal? Zulhas: Diolah Jadi Susu di China

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) atau Instruksi Presiden (Inpres) untuk percepatan program makan bergizi gratis (MBG)  Hal ini diungkapkan Zulhas usai memimpin rapat soal MBG di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2025).KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) atau Instruksi Presiden (Inpres) untuk percepatan program makan bergizi gratis (MBG) Hal ini diungkapkan Zulhas usai memimpin rapat soal MBG di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2025).
Zulhas pun menyampaikan soal pentingnya kelapa. Menurut dia, pemerintah Indonesia saat ini tidak hanya fokus pada pengembangan pangan pokok seperti gabah dan jagung.

Namun, pemerintah mulai konsentrasi terhadap pangan hasil perkebunan seperti kopi dan coklat karena harganya menguntungkan.

"Sekarang kita konsen terhadap juga perkebunan yang sangat menguntungkan seperti kopi, coklat harganya bagus sekali sekarang. Kopi, coklat. Dan juga satu lagi kelapa," jelasnya.

Baca juga: Kelapa Mahal dan Langka, Zulhas Pastikan Ekspor Tak Disetop

Sebagai informasi, kenaikan harga kelapa dirasakan langsung oleh pedagang. Agus (60), pedagang kelapa di Pasar Paseban, Jakarta Pusat, mengaku harga kelapa kini mencapai Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per butir, melonjak dua hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.

“Dulu harganya Rp 10.000-an. Setelah Lebaran, makin naik,” ujarnya.

Hal serupa terjadi di Pasar Tambun, Bekasi. Juari (41), distributor kelapa parut, menyebut harga kelapa ukuran kecil kini dijual Rp 15.000 per butir, sedangkan ukuran besar mencapai Rp 18.000.

Menurut dia, lonjakan harga dipicu oleh permintaan ekspor ke Thailand. Petani kelapa kini menyamakan harga jual untuk pasar ekspor dan domestik.

“Sekarang harga kelapa ikut harga ekspor,” kata Juari.

Baca juga: Ibu-ibu Kaget Mau Masak Opor Harga Kelapa Sebutir Rp 30.000, Jadi Mahal gara-gara Ekspor Naik?

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa reformasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tengah disusun pemerintah tidak dilatarbelakangi oleh tekanan dari negara lain.dok. Humas Kemenperin Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa reformasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tengah disusun pemerintah tidak dilatarbelakangi oleh tekanan dari negara lain.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan, ekspor kelapa Indonesia masih tinggi karena belum ada kebijakan pembatasan. Akibatnya, pasokan di pasar dalam negeri berkurang dan harga pun terdongkrak.

“Kelapa lebih banyak diekspor, padahal konsumsi rumah tangga dan IKM dalam negeri butuh sekitar 2 miliar butir per tahun,” kata Agus dalam siaran pers Kemenperin, Rabu (30/4/2025).

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau