Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Israel-Iran Bikin Pasar Kripto Waspada, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Kompas.com - 13/06/2025, 17:04 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Meletusnya konflik militer antara Israel dan Iran menambah beban kekhawatiran pasar keuangan global, tak terkecuali pasar aset kripto seperti Bitcoin. Ketegangan geopolitik ini muncul di tengah ketidakpastian yang sudah lebih dulu dipicu oleh rencana mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menaikkan tarif impor pada awal bulan depan.

Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, mengatakan bahwa dampak konflik ini terhadap pasar kripto lebih disebabkan oleh rendahnya tingkat antisipasi pelaku pasar terhadap potensi pecahnya ketegangan tersebut.

Berdasarkan data dari platform prediction market Polymarket, konsensus sebelumnya hanya memperkirakan kemungkinan terjadinya konflik ini sebesar 20 persen.

"Meletusnya konflik ini cukup mengejutkan pasar, namun dengan harga Bitcoin dan beberapa aset kripto yang mulai terlihat stabil saat ini, terbuka kemungkinan bahwa dampak dari konflik ini dapat diisolasi, seperti yang terjadi pada konflik India-Pakistan misalnya," ujar Fahmi kepada Kompas.com, Jumat (13/6/2025).

Baca juga: Ancaman Tarif Baru Trump Bikin Pasar Kripto dan Saham AS Waspada

Prediksi pasar Polymarket sebelum konflik Israel-Iran pecah menunjukkan probabilitas terjadinya serangan hanya 20 persen. Ketegangan ini pun mengejutkan pelaku pasar kripto.DOK. POLYMARKET Prediksi pasar Polymarket sebelum konflik Israel-Iran pecah menunjukkan probabilitas terjadinya serangan hanya 20 persen. Ketegangan ini pun mengejutkan pelaku pasar kripto.
Menurut Fahmi, pelaku pasar kini akan mencermati apakah ketegangan ini bereskalasi lebih lanjut atau justru mereda.

Polymarket, yang selama ini dikenal sebagai platform untuk membaca sentimen publik secara real time, menunjukkan bahwa sebelum serangan Israel terjadi, mayoritas partisipan pasar belum memperkirakan pecahnya konflik di kawasan tersebut.

Meski begitu, harga Bitcoin dalam beberapa hari terakhir terpantau bergerak stabil di kisaran 68.000 dollar AS atau setara Rp 1,1 miliar (kurs Rp 16.500 per dollar AS).

Stabilitas ini dinilai menjadi sinyal bahwa pelaku pasar kripto masih menahan diri untuk melakukan aksi jual besar-besaran, setidaknya hingga ada kejelasan arah konflik.

Baca juga: Harga Bitcoin Sentuh 110.000 Dollar AS, Transaksi Kripto Domestik Naik

Fahmi menambahkan, konflik bersenjata di Timur Tengah memang kerap menjadi pemicu kepanikan di pasar komoditas dan energi, namun tidak selalu berdampak signifikan terhadap pasar kripto jika tensinya dapat diisolasi secara regional.

"Pasar kripto sangat sensitif terhadap eskalasi global, tetapi jika konflik ini tidak meluas ke negara-negara besar lainnya, Bitcoin dan aset digital lainnya masih bisa bertahan di jalur stabilnya," tutur Fahmi.

Sebelumnya, Polymarket dalam keterangannya menyebut bahwa platform prediction market bisa membantu publik membaca potensi terjadinya peristiwa besar secara lebih akurat ketimbang informasi di media sosial atau siaran berita konvensional.

"Janji prediction market adalah menghimpun kebijaksanaan massa untuk menciptakan prediksi yang akurat dan tidak bias terhadap peristiwa-peristiwa penting bagi masyarakat. Kemampuan ini sangat berharga, terutama di saat-saat genting seperti sekarang," tulis Polymarket.

Baca juga: Indonesia Peringkat 3 Adopsi Kripto Dunia, Ungguli AS

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Ekbis
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Ekbis
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau