JAKARTA, KOMPAS.com - Penumpukan sisa beras impor 2024 di gudang Perum Bulog saat ini menjadi sorotan Komisi IV DPR RI. Pasalnya komoditas pangan primer ini dinilai tak lagi segar dan berkutu.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, saat rapat kerja (raker) bersama Komisi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, di gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Titiek mengaku, melihat sisa beras impor yang di gudang Bulog sudah berkutu dan tak segar. Pasalnya beras yang menumpuk di Bulog diimpor sejak 10 bulan lalu dan sebagiannya belum disalurkan ke pasar.
Baca juga: Wamentan Pastikan Beras Berkutu Tak Disalurkan ke Masyarakat: Untuk Pakan Ternak
Dipastikan bahwa beras sisa impor yang dibiarkan dan belum disalurkan lewat program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), maka pangan dasar ini tak bisa dikonsumsi lagi.
“Saya rasa tidak aman (dikonsumsi) ya Pak Menteri, karena kalau beras itu sudah terlalu lama disimpan di gudang, itu kami lihat sendiri sudah ada kutunya,” ujar Titiek.
“Walaupun kutu bukan kutu hitam, kutu putih, tapi tetap saja itu bukan beras yang fresh, kalah terlalu lama disimpan. Kalau import masuknya bulan 10, berarti sudah 10 bulan ada di gudang, dari 10 bulan, mungkin hampir setahun,” paparnya.
Baca juga: Perbaiki Gudang, Bulog Ingin Tak Ada Lagi Beras Berkutu
Sekalipun Bulog sudah mengambil tindakan penyemprotan, Titiek memastikan ada sebagian hama gudang, termasuk kutu beras, yang tidak dapat dibasmi oleh obat semprot.
“Walaupun setiap kali kami tanya, selalu bilang sudah ada obatan penyemprotan. Itu kan disemprot di luarnya saja itu tumpukan yang sampai setinggi platform itu, yang tengah-tengah kan tidak dapat kesemprot” bebernya.
Ia pun meminta Mentan Amran mengambil langkah cepat agar beras sisa impor dapat digunakan kembali. Walaupun ia menilai beras tersebut tak layak dialokasikan untuk bantuan pangan.
“Saya rasa harus segera diambil tindakan untuk diapakan beras ini. Apakah kalau kita kasih bantuan juga dengan beras yang kurang bagus kualitasnya, yang sudah ada kutu dan sebagainya, itu kan tidak baik,” lanjutnya.
“Saya rasa apalagi dengan sekarang hasil panen yang bagus. Ini yang lama-lama ini segeralah dikeluarkan, dibagikan. Itu saja konsen kami. Jadi tolong diperhatikan mengenai beras-beras yang lama,” kata Titiek.
Baca juga: Bapanas Ungkap Beras Subsidi Dioplos Mafia Hingga Outlet Fiktif Penyalur SPHP
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini