Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Sebut Ketergantungan Teknologi Asing Jadi Lubang Serangan Siber

Kompas.com - 05/07/2025, 07:15 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan pernah menghadapi dua serangan siber skala luar biasa. Serangan itu berupa distributed denial of service (DDoS) hyper volumetric dan ransomware.

Direktur Group Sistem Informasi LPS Monang Siringoringo mengatakan, keberhasilan menghalau serangan bukan hanya soal kecanggihan teknologi.

Ada tiga hal yang menurutnya jauh lebih penting: kemandirian teknologi, sense of belonging, dan sense of crisis.

“Setelah kami analisa dari banyak kejadian, termasuk di kami sendiri. Seringkali orang berpikir bahwa teknologinya kurang canggih. Padahal teknologi sebenarnya hanyalah pintu masuk bagi serangan. Akar permasalahannya, tiga clue itu,” kata Monang dalam diskusi di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (5/7/2025), seperti dilansir Antara.

Baca juga: Bos HSBC: Serangan Siber Membuat Saya Tak Bisa Tidur

Ia menekankan pentingnya kemandirian teknologi. Ketergantungan terhadap sistem buatan luar negeri menurutnya membuka celah yang tak bisa dikendalikan sepenuhnya.

“Terlalu dependensi dengan produk yang dibikin oleh bukan kita. Jadi kita tidak bisa kontrol penuh terhadap perangkat-perangkat itu,” ujarnya.

Ia juga menyoroti perlunya sense of belonging dari sumber daya manusia di bidang sistem informasi.

Komitmen yang rendah, menurutnya, menjadikan pertahanan siber sekadar rutinitas yang mudah ditembus.

Selain itu, tim teknologi informasi harus memiliki sense of crisis. Monang menilai, kesiapsiagaan dan kesadaran terhadap krisis penting agar respons bisa cepat dan tepat.

Ia mengingatkan, serangan siber tidak selalu datang dengan pola yang sama. Penyerang juga merancang metode yang sistematis, tidak bisa ditangkal hanya dengan prosedur standar.

Baca juga: PLN Bantah Bali Mati Listrik karena Serangan Siber

LPS mengaku rutin menghadapi berbagai jenis serangan. Namun, dua kejadian dinilai luar biasa.

Sejak 17 Juni 2025, serangan DDoS dengan intensitas sangat tinggi menyasar sistem LPS.

Puncaknya terjadi pada 25 Juni 2025, dengan 34 juta serangan per detik. Total trafik mencapai 960 gigabit per detik.

“Lima terbesar berasal dari Indonesia, Vietnam, Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Belanda. Sebenarnya total 40 country. Jadi kalau kita blok dari satu country, dia (penyerang) bisa pindah ke country lain. Berarti, mereka sudah merencanakan dengan mantap jauh-jauh hari, sangat sistematik, sangat masif. Dan pola serangannya selalu berubah-ubah,” kata dia lagi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau