JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat 43 emiten akan melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) selama 20 Maret-30 Juni 2025.
Kepala Eksekutif Pasar Modal, Derivatif Keuangan dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, alokasi dana pembelian kembali saham oleh ke-43 emiten tersebut mencapai Rp 22,54 triliun.
Namun dari 43 emiten, hingga akhir Juni kemarin baru sekitar 35 emiten yang sudah melaksanakan buyback dengan nilai realisasi sebesar Rp 3,38 triliun atau sebesar 14,98 persen.
"Pada periode 20 Maret sampai dengan 30 Juni 2025, terdapat 43 Emiten yang berencana untuk melakukan buyback tanpa RUPS," ujarnya saat konferensi pers RDKB Juni 2025, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Tarif Trump 32 Persen, Bos OJK Sebut Pasar Keuangan RI Masih Mencermati
Sebagai informasi, buyback saham tanoa RUPS diatur dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 13 Tahun 2023 tentang Kebijakan Dalam Menjaga Kinerja dan Stabilitas Pasar Modal Pada Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan.
Dalam Pasal 7 POJK 13 2023, buyback saham dapat dilakukan tanpa persetujuan RUPS jika kondisi pasar tengah berfluktuasi secara signifikan. Adapun jumlah buyback saham yang diperbolehkan ialah sebanyak 20 persen dari modal disetor.
Meski diperbolehkan melakukan buyback saham tanpa RUPS, namun emiten tetap harus mengikuti ketentuan POJK Nomor 29 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.
OJK juga menyampaikan, di tengah dinamika geopolitik global, pasar saham domestik secara month to date (mtd) melemah 3,46 persen di level 6.927,68, sedangkan secara year to date (ytd) melemah 2,15 persen.
Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 12.178 triliun atau turun 1,95 persen mtd dan turun 1,28 persen ytd.
Sementara itu, pada Juni 2025 non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp 8,38 triliun mtd dan secara ytd net sell sebesar Rp 53,57 triliun.
Baca juga: Cara Cek Riwayat Kredit lewat SLIK OJK dan Arti Skor BI Checking
Kinerja indeks sektoral mtd secara umum melemah dengan penurunan terbesar dialami oleh sektor industrial dan finansial, sementara penguatan terjadi di sektor transportasi dan logistik dan bahan baku.
Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara ytd tercatat Rp 13,29 triliun, naik dibandingkan dengan rata-rata nilai transaksi harian pasar saham Mei 2025 sebesar Rp 12,90 triliun.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini