LONDON, KOMPAS.com - Pop Mart, perusahaan mainan asal China yang menciptakan boneka Labubu yang sangat populer, melaporkan lonjakan laba pada semester I 2025.
Dikutip dari BBC, Rabu (16/7/2025), perusahaan yang berpusat di Beijing ini memperkirakan laba melonjak 350 persen pada semester I 2025, ditopang peningkatan pendapatan lebih dari tiga kali lipat.
Pop Mart juga menyatakan, profitabilitas perseroan juga didorong peningkatan pengakuan merek secara global dan pengendalian biaya.
Baca juga: Boneka Barbie Disinggung dalam Negosiasi Sri Mulyani di AS
Sebagai informasi, kapitalisasi pasar Pop Mart mencapai lebih dar 45 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 732,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.285 per dollar AS).
Para kolektor terobsesi dengan boneka Labubu yang viral. Labubu adalah karakter makhluk fiktif dengan deretan gigi bergerigi.
Labubu telah laris manis di pasaran dan memicu antrean panjang di toko-toko Pop Mart di seluruh dunia.
Pop Mart terkenal karena menjual mainan dalam blind box, sejenis kemasan yang menyembunyikan isinya hingga dibuka. Taktik pemasaran ini telah menuai kritik karena mendorong perilaku seperti berjudi dan belanja impulsif.
Baca juga: Viral Cuitan Warganet Beli Boneka di AS Ternyata Buatan Cianjur, karena Upah Buruh Murah?
Diluncurkan pada tahun 2019, boneka Labubu telah membantu Pop Mart menjadi peritel besar, mengoperasikan lebih dari 2.000 mesin penjual otomatis dan toko di seluruh dunia.
Pop Mart mulai menjual sahamnya di Bursa Efek Hong Kong pada tahun 2020. Valuasi pasar saham perusahaan telah melonjak hampir 600 persen dalam setahun terakhir.
Penjualan dari luar China daratan berkontribusi hampir 40 persen dari total pendapatan Pop Mart pada tahun 2024.