Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Tesla Anjlok, Kekayaan Elon Musk Susut Rp 198 Triliun dalam Sehari

Kompas.com - 24/07/2025, 23:11 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com - Nilai kekayaan Elon Musk merosot 12,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 198 triliun (asumsi kurs Rp 16.292 per dollar AS) setelah saham Tesla anjlok lebih dari 8 persen pada perdagangan Kamis (24/7/2025) pagi waktu AS.

Penurunan ini terjadi sehari setelah laporan kinerja keuangan kuartal II Tesla dirilis dan menyusul peringatan Musk soal tantangan berat yang akan dihadapi perusahaannya.

Dilansir dari Forbes, Kamis (24/7/2025), saham Tesla turun menjadi sedikit di atas 303 dollar AS, setelah sebelumnya juga melemah dalam perdagangan prapembukaan.

Baca juga: Elon Musk Buka Restoran Retro-Futuristik Tesla di Los Angeles

 

Kinerja buruk ini mencerminkan tekanan besar yang dialami perusahaan kendaraan listrik tersebut, terutama setelah mencatat penurunan pendapatan kuartalan terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Penurunan saham tersebut turut memotong nilai kepemilikan Musk di Tesla—yang mencapai sekitar 12 persen—dari 136,3 miliar dollar AS menjadi 124,1 miliar dollar AS.

Artinya, hanya dalam sehari, kekayaan Elon Musk menyusut sekitar 12,2 miliar dollar AS atau setara Rp 198,7 triliun.

Dalam panggilan kepada investor seusai laporan keuangan, Musk mengungkapkan bahwa Tesla “kemungkinan akan mengalami beberapa kuartal yang sulit” seiring dengan akan berakhirnya insentif pajak kendaraan listrik (EV) dari pemerintah federal AS.

Baca juga: Turkiye Blokir Konten Grok AI Milik Elon Musk

“Saya akan cukup terkejut jika pada akhir tahun depan, ekonomi Tesla belum terlihat sangat menarik,” kata Musk, mencoba memberi sinyal optimisme jangka menengah meski mengakui tantangan jangka pendek.

Dampak Dicabutnya Insentif Pajak EV

Pernyataan Musk muncul di tengah ketidakpastian menyusul ditandatanganinya Undang-Undang One Big Beautiful Bill oleh Presiden Donald Trump.

Undang-undang ini menghapus insentif pajak sebesar 7.500 dollar AS bagi konsumen yang membeli atau menyewa kendaraan listrik baru. Kebijakan tersebut akan berlaku mulai 30 September 2025.

Analis dari Piper Sandler, Alex Potter, menyebut Tesla kemungkinan akan menghadapi banyak pertanyaan soal dampak dari hilangnya insentif tersebut.

Dalam catatannya awal pekan ini, Potter menilai insentif pajak berkontribusi sekitar 3,5 miliar dollar AS sebagai “uang gratis” untuk Tesla sepanjang 2024.

Baca juga: Saham Tesla Terperosok akibat Elon Musk Umumkan Rencana Bikin Partai

 

Namun ia menilai penurunan pendapatan dari insentif ini di tahun-tahun mendatang akan bersifat “moderat” dan tidak memerlukan revisi drastis atas proyeksi keuangan perusahaan.

Senada, analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, menyebut penghapusan insentif ini sebagai “hambatan” bagi Tesla dan para pesaingnya. “Sumber uang ini tidak lagi jadi bagian besar dari cerita,” tulisnya.

Sepanjang tahun berjalan, saham Tesla sudah terkoreksi lebih dari 12 persen. Meski begitu, saham sempat menguat dalam beberapa bulan terakhir setelah Musk tidak lagi menjabat sebagai pegawai pemerintah khusus di pemerintahan Trump.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau