JAKARTA, KOMPAS.com – Industri di Kalimantan Barat didorong untuk tak sekadar patuh regulasi lingkungan, tapi juga aktif menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan ekosistem. Pesan ini mengemuka dalam sosialisasi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang digelar PT Sucofindo (Persero) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Barat di Pontianak, 29 Juli 2025.
Kepala DLH Kalimantan Barat, Adi Yani, menegaskan bahwa PROPER bukan sekadar formalitas administratif, tetapi telah menjadi instrumen strategis untuk menilai keberlanjutan industri, khususnya di provinsi yang memiliki lebih dari 134 pabrik CPO dan ratusan izin tambang di wilayah seluas 14 juta hektar.
“Penilaian PROPER merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap ekosistem, khususnya sungai-sungai besar di Kalimantan Barat. Diperlukan upaya kolektif untuk memastikan sektor industri tidak berdampak negatif terhadap lingkungan,” kata Adi Yani di Pontianak, melalui keterangan pers, Rabu (30/7/2025).
Baca juga: RI-Singapura Sepakat Bangun Industri Hijau, Panel Surya Diproduksi di Kepri
Ia menambahkan bahwa perusahaan tak cukup hanya mematuhi aturan, tapi juga perlu membangun sistem pengelolaan lingkungan berbasis data yang proaktif.
“Kita ingin melihat tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berdampak langsung ke masyarakat dan ekosistem. Ini bukan hanya soal peringkat hijau, ini soal bagaimana perusahaan bisa hadir sebagai bagian dari solusi,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Kepala PT Sucofindo (Persero) Cabang Pontianak, Ali Ridho, menyebut kegiatan ini sebagai ruang dialog terbuka untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan.
Baca juga: Ini Strategi Kemenperin untuk Mempercepat Implementasi Industri Hijau
Kegiatan diikuti lebih dari 120 peserta dari perusahaan peserta PROPER di Kalimantan Barat.
“Sucofindo tidak hanya menjadi lembaga verifikasi, tetapi juga pendamping teknis dan strategis menuju praktik bisnis yang berkelanjutan,” ujar Ali.
Ia menjelaskan bahwa pendampingan tersebut mencakup pelatihan, pengujian laboratorium, serta audit kepatuhan dan efisiensi. “Kami hadir sebagai mitra strategis bagi industri untuk menciptakan dampak lingkungan yang positif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Baca juga: Kemenperin Kampanyekan Pentingnya Industri Hijau ke Akademisi dan Mahasiswa