Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Warga Miskin: Kebutuhan Rokok Mengalahkan Telur dan Daging

Kompas.com - 03/08/2025, 03:12 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Rokok masih menjadi salah satu pengeluaran terbesar masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan di Indonesia. Bahkan, jumlah belanjanya tercatat melampaui kebutuhan gizi penting seperti telur dan daging ayam.

Fakta ini kembali mencuat dalam laporan resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 25 Juli 2025. Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa rokok menempati posisi kedua dalam struktur pengeluaran rumah tangga miskin, hanya kalah dari beras yang menjadi makanan pokok utama.

BPS mencatat, di wilayah perkotaan, rata-rata keluarga miskin mengalokasikan 10,72 persen pengeluarannya untuk membeli rokok.

Angka ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan pengeluaran untuk telur ayam (4,50 persen) dan daging ayam ras (4,22 persen).

Fenomena serupa juga terjadi di wilayah perdesaan, di mana pengeluaran rokok mencapai 9,99 persen, sementara telur ayam hanya 3,62 persen dan daging ayam 2,98 persen.

Baca juga: Kriteria Miskin Menurut BPS: Pengeluaran di Bawah Rp 609.160 Sebulan

Meski bukan yang tertinggi, pengeluaran untuk rokok berada tepat di bawah pembelian beras, yang memang menjadi kebutuhan pokok utama.

Untuk keluarga miskin di kota, konsumsi beras menghabiskan 21,06 persen dari pengeluaran, sedangkan di desa bahkan lebih tinggi, mencapai 24,91 persen.

Tak hanya kebutuhan makanan, pengeluaran non-makanan juga menyita porsi besar dari anggaran warga miskin. Beberapa pos penting meliputi biaya tempat tinggal, bahan bakar (seperti bensin dan gas), listrik, kebutuhan kebersihan (perlengkapan mandi), hingga biaya pendidikan anak-anak.

Pola ini mencerminkan tekanan ekonomi yang kompleks: di satu sisi, masyarakat miskin masih harus mencukupi kebutuhan dasar, namun di sisi lain, pengeluaran untuk rokok tetap tinggi dan konsisten dari tahun ke tahun.

Garis kemiskinan Indonesia 2025 Naik

Pada Maret 2025, garis kemiskinan nasional ditetapkan sebesar Rp 609.160 per kapita per bulan, naik 2,34 persen dibandingkan periode September 2024.

Angka ini mencerminkan batas minimum pengeluaran seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Komponen makanan dalam garis kemiskinan dihitung dari 52 jenis komoditas yang dianggap mewakili konsumsi harian masyarakat.

Baca juga: 10 Provinsi dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak di Indonesia

Sementara itu, untuk kebutuhan non-makanan, BPS mencatat 51 komoditas untuk daerah perkotaan dan 47 komoditas untuk wilayah perdesaan.

Berikut daftar pengeluaran yang berkontribusi terhadap garis kemiskinan Indonesia 2025:

Makanan: 73,67 persen di perkotaan, 76,07 persen di perdesaan

  1. Beras: 21,06 persen di perkotaan, 24,91 persen di perdesaan
  2. Rokok kretek filter: 10,72 persen di perkotaan, 9,99 persen di perdesaan
  3. Telur ayam ras: 4,50 persen di perkotaan, 3,62 persen di perdesaan
  4. Daging ayam ras: 4,22 persen di perkotaan, 2,98 persendi perdesaan
  5. Di perkotaan mie instan 2,47 persen, di perdesaan gula pasir 2,40 persen
  6. Kopi bubuk dan kopi instan sachet: 2,29 persen di perkotaan, 2,16 persen di perdesaan
  7. Di perkotaan roti 2,09 persen, di perdesaan mie instan 2,08 persen
  8. Di perkotaan kue basah 1,98 persen, di perdesaan bawang merah 1,99 persen
  9. Di perkotaan bawang merah 1,79 persen, di perdesaan cabai rawit 1,86 persen
  10. Di perkotaan gula pasir 1,78 persen, di perdesaan kue basah 1,86 persen

Bukan makanan: 26,33 persen di perkotaan, 23,93 persen di perdesaan

  1. Perumahan: 9,11 persen di perkotaan, 8,99 persen di perdesaan
  2. Bensin: 3,06 persen di perkotaan, 3,03 persen di perdesaan
  3. Listrik: 2,58 persen di perkotaan, 1,52 persen di perdesaan
  4. Pendidikan: 2,07 persen di perkotaan, 1,25 persen di perdesaan
  5. Perlengkapan mandi: 1,31 persen di perkotaan, 1,15 persen di perdesaan
  6. Di perkotaan untuk perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,79 persen; di perdesaan untuk sabun cuci 0,76 persen
  7. Di perkotaan untuk kesehatan 0,72 persen; di perdesaan untuk perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,73 persen
  8. Lainnya: 6,68 persen di perkotaan, 6,50 persen di perdesaan

Baca juga: Garis Kemiskinan Versi BPS dengan Bank Dunia Berbeda, Mana yang Lebih Relevan?

Halaman:


Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau