JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) mengaku khawatir bisnis terganggu imbas pasokan gas murah yang terbatas. Sebab, energi merupakan sumber utama untuk menjalankan aktivitas produksi.
Ketua Umum Apolin, Norman Wibowo menyayangkan, langkah produsen gas yang ingin menurunkan pasokan gas HBGT.
Menurutnya, gas bumi untuk industri oleokimia tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi menjadi bahan penolong pembuat gas hidrogen yang tidak bisa digantikan.
Baca juga: Kemenperin: 134.797 Pekerja Berpotensi PHK jika Pembatasan Gas Murah Berlanjut
"Ini sangat memberatkan. Jika pasokan gas seret, maka produksi kita juga terhambat. Imbasnya nanti justru ke bisnis secara keseluruhan," ujarnya dalam siaran persnya, Selasa (19/8/2025).
Norman mengatakan, sebenarnya utilisasi industri sudah menurun pada semester I 2025. Salah satu penyebabnya ialah pasokan gas industri HGBT yang tersendat.
Adapun, kebutuhan industri dalam negeri mencapai 2.700 MMSCFD.
Sedangkan, volume HGBT yang tersedia hanya sebesar 1.600 HGBT, di mana sebanyak 900 MMSCFD atau lebih dari 50 persen disalurkan untuk BUMN seperti PLN dan Pupuk Indonesia.
Baca juga: Pasokan Gas Murah Dibatasi, 100.000 Buruh Terancam PHK
Sisa pasokan gas HGBT tersebut disalurkan untuk perusaahan swasta, sehingga porsinya sangat kecil.
"Sudah porsi pasokan gas sangat kecil, ke depan juga ada pembatasan. Bisnis ke depan akan makin suram," ucap Norman.
Ia menambahkan, jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, maka kalangan pengusaha bukan tidak mungkin mengambil langkah Pemutusan Hubungan kerja (PHK). Untuk diketahui, sebanyaki 12.288 pekerja mengadu nasib di industri olekimia.