Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Whoosh Tembus Rp 116 Triliun, Danantara Masih Jajaki Pelunasan

Kompas.com - 22/08/2025, 16:48 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pelunasan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh senilai Rp 116 triliun oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) masih dalam tahap penjajakan.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyebut belum ada keputusan final mengenai mekanisme pelunasan utang jumbo itu.

Diskusi masih berlangsung dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pemegang saham mayoritas PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang menanggung utang proyek.

“Ini kan sedang dijajaki ya, sedang kita lakukan penjajakan. Kedua akan kita bereskan proses itu seperti mana, kemarin kan juga Dirut KAI juga menyampaikan ke DPR,” ujar Dony saat ditemui di gedung Smesco, Jakarta Selatan, Jumat (22/8/2025).

Baca juga: Laba KAI Tersedot Kerugian Jumbo Whoosh

Ia menegaskan persoalan utang Whoosh sudah tercatat dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini.

Dengan begitu, Danantara bersama KAI telah menempatkan penyelesaian masalah tersebut sebagai agenda prioritas.

“Ini masuk di dalam RKAP kita tahun ini,” paparnya.

Utang proyek Whoosh terus membengkak hingga Rp 116 triliun atau sekitar 7,2 miliar dollar Amerika Serikat (AS), setara Rp 116 triliun.

Kondisi itu membuat KAI dan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam PSBI makin tertekan.

Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, bahkan menyebut persoalan utang Whoosh sebagai ancaman serius.

“Kami akan koordinasi dengan Danantara untuk masalah KCIC ini, terutama kami dalami juga. Ini bom waktu,” kata Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu kemarin.

Baca juga: Danantara Bakal Wajibkan Hotel BUMN Pakai Produk UMKM

Beban kerugian PSBI terus bertambah. Dalam laporan keuangan KAI per 30 Juni 2025 (unaudited), PSBI mencatat kerugian Rp 4,195 triliun sepanjang 2024.

Tekanan berlanjut pada semester I-2025 dengan kerugian Rp 1,625 triliun.

Sebagai pemegang saham mayoritas PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), PSBI menanggung langsung kerugian tersebut.

Komposisi kepemilikan saham PSBI terdiri atas KAI 58,53 persen, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 7,08 persen, dan PTPN VIII 1,03 persen.

Dari China, konsorsium China Railway yang melibatkan lima perusahaan menggenggam 40 persen saham KCIC.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau