Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Fundamental BCA Kokoh, Ini Rekomendasi Saham BBCA dari Analis

Kompas.com - 29/08/2025, 17:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dinilai mempunyai ketahanan fundamental di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan. Para analis menilai, hal ini bisa menjadi modal saham BBCA untuk bisa bangkit.

Pada semester I 2025, BBCA meraup laba bersih Rp 29 triliun atau naik 8 persen dibanding periode sama tahun lalu, setara hampir 50 persen dari proyeksi tahunan dari para analis.

Kinerja tersebut ditopang pertumbuhan kredit 12,9 persen secara tahunan, dengan porsi terbesar dari segmen korporasi yang naik 16 persen, disusul komersial 13 persen, serta SME 11 persen. Net Interest Margin (NIM) stabil di kisaran 5,8 persen. Sementara rasio dana murah (current account saving account/CASA) meningkat menjadi 83 persen, mempertegas dominasi BBCA dalam likuiditas dana murah.

Analis Buana Capital James Stanley Widjaja memandang, kekuatan dana murah tetap menjadi fondasi utama BBCA. BCA menjaga loan to deposits ratio (LDR) di level 78 persen sehingga likuiditas tetap ample untuk mengejar peluang di paruh kedua 2025, sekaligus menjaga biaya dana (CoF) tetap rendah di 1,1 persen.

Baca juga: IHSG Sesi I Turun 2 Persen, Pasar Saham Hadapi Sentimen Negatif Imbas Rentetan Demo

“Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp11.150, memberikan potensi kenaikan 33 persen. Fundamental bank tetap kokoh meski terdapat tekanan kualitas aset, dan kami melihat peluang loan growth 6–8 persen masih feasible,” ujarnya dalam keterangan, Jumat (29/8/2025).

Hal serupa disampaikan analis Ciptadana Sekuritas, Erni Marsella Siahaan. Ia menyebutkan, kinerja BBCA pada semester I-2025 cukup solid, dengan margin bunga bersih (NIM) terjaga 5,8 persen dan biaya operasional terkendali.

Pihaknya pun mempertahankan rekomendasi Buy untuk saham BBCA dengan target harga di Rp 11.600 per saham.

“Kami melihat BBCA tetap menjadi salah satu saham pilihan utama, berkat profil laba yang defensif, kualitas aset yang terjaga, serta franchise pendanaan yang terdepan di industri. Faktor-faktor ini membuat BBCA berada dalam posisi yang kuat di tengah ketidakpastian makroekonomi,” jelasnya.

Adapun OCBC Sekuritas dalam risetnya menyoroti 4 faktor yang membuat saham BBCA layak untuk dicermati.

Pertama, pertumbuhan kredit yang solid, sejalan dengan kebijakan moneter yang lebih akomodatif, peningkatan belanja pemerintah, serta pemulihan pertumbuhan ekonomi. Kedua, likuiditas dan permodalan yang kuat, untuk mengakomodasi peningkatan permintaan kredit.

Ketiga, prinsip penyaluran kredit yang pruden, tercermin dari Loan at Risk (LAR) yang relatif rendah dan coverage ratio yang solid, menjadikan BBCA sebagai pilihan dalam menghadapi potensi guncangan.

Keempat, pendapatan berbasis komisi yang meningkat, efisiensi yang membaik, serta penguatan CASA melalui pengembangan perbankan digital.

”Kami tetap mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga di Rp11.000 per saham, dengan asumsi ROE 20,7 persen dan cost of equity 9,8 persen,” kata analis OCBC Sekuritas Budi Rustanto.

Dengan valuasi saat ini di kisaran 3,6–3,8x PBV 2025F, BBCA diperdagangkan di bawah rata-rata historisnya yang di atas 4x. Secara historis, setiap kali saham berada di area ini, biasanya terjadi technical rebound.

Selain itu, investor juga menanti dividen interim pada akhir tahun ini serta dividen final tahun depan, dengan yield yang diperkirakan stabil di 3,5–4 persen per tahun. Likuiditas kuat dengan CAR di atas 28 persen memberi ruang tambahan bagi potensi peningkatan dividen.

Secara keseluruhan, meski terdapat risiko kualitas aset yang perlu dicermati, konsensus analis masih menempatkan BBCA sebagai salah satu top pick di sektor perbankan Indonesia.

Pada perdagangan Jumat (29/8/2025), saham BBCA ditutup turun 3 persen ke posisi Rp 8.075.

Baca juga: Saham Perbankan Mulai Menguat, Saatnya Investor Masuk?

Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Ekbis
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Ekbis
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau