Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Harga Emas Dunia Sentuh Rekor karena Investor Cari Aman

Kompas.com - 02/09/2025, 17:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Harga emas dunia naik hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.

Kenaikan harga emas dunia lantaran permintaan logam mulia tersebut tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Dikutip dari BBC, Selasa (2/9/2025), harga emas dunia di pasar spot mencapai 3.508,50 dollar AS per ons pada Selasa pagi, melanjutkan tren kenaikannya hampir sepertiga tahun ini.

Baca juga: Penyebab Harga Emas Dunia Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Ilustrasi emas. Dok. Shutterstock/VladKK Ilustrasi emas.

Emas dipandang sebagai aset yang lebih aman bagi investor selama ketidakpastian ekonomi.

Harga emas naik awal tahun ini setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif yang telah mengganggu perdagangan global.

Para analis mengatakan harga emas dunia juga terangkat oleh ekspektasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan.

Ini menjadikan emas sebagai prospek yang semakin menarik bagi investor.

Baca juga: Saham ANTM Terbang Ditopang Harga Emas Dunia, Bagaimana Prospeknya?

Adrian Ash, direktur riset di BullionVault, mengatakan bahwa kenaikan harga emas dunia selama beberapa bulan terakhir benar-benar disebabkan oleh Trump dan apa yang telah ia lakukan terhadap geopolitik dan perdagangan global.

"Pemilu AS tahun lalu benar-benar memicu gejolak," ujar Ash.

Para analis juga menyebutkan kekhawatiran atas independensi bank The Fed sebagai faktor lain yang mendorong harga emas dunia

Trump telah berulang kali melancarkan serangan terhadap ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dan baru-baru ini berupaya memecat salah satu gubernurnya, Lisa Cook.

Baca juga: Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Harga Emas Dunia Tembus 3.500 Dollar AS

 

Ilustrasi emas. Di tengah gejolak perang dengan Israel, pembelian emas di Iran mengalami lonjakan signifikan dibanding negara lainnya secara global.PEXELS/JINGMING PAN Ilustrasi emas. Di tengah gejolak perang dengan Israel, pembelian emas di Iran mengalami lonjakan signifikan dibanding negara lainnya secara global.

Derren Nathan, analis dari Hargreaves Lansdown mengatakan bahwa upaya Trump untuk melemahkan independensi The Fed mendorong minat baru terhadap aset safe haven termasuk emas.

Pada Senin (1/9/2025), Gubernur Bank Sentral Eropa Christine Lagarde memperingatkan bahwa jika Trump melemahkan independensi The Fed, maka akan menimbulkan bahaya yang sangat serius bagi perekonomian dunia.

Ia mengatakan jika The Fed terpaksa menanggapi kebijakan Trump, hal itu akan berdampak "sangat mengkhawatirkan" terhadap stabilitas ekonomi AS dan juga di seluruh dunia.

Ash menambahkan, ketika harga emas melonjak karena minat investor, biasanya hal tersebut diredam oleh perlambatan pembelian dari China dan India.

Baca juga: Harga Emas di Pegadaian 2 September 2025: Galeri24, UBS, Antam Kompak Naik hingga Rp 32.000

Dua negara tersebut adalah pasar terbesar untuk perhiasan emas.

Namun kali ini, Ash mengatakan emas terus diminati di China dan India karena pembeli perhiasan beralih membeli produk emas investasi seperti emas batangan atau koin.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Ekbis
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Gantikan Sri Mulyani Jadi Menkeu, Purbaya: Pesan Presiden adalah Balik Arah Ekonomi!
Ekbis
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Proyek LRT Tahap I Tinggalkan Utang Rp 2,2 Triliun, Adhi Karya Tungggu Pembayaran
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau