Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Mardiono: Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong Bukti Kenegarawanan Prabowo

Kompas.com - 01/08/2025, 19:00 WIB
DWINH

Penulis

KOMPAS.com – Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Mardiono menilai, keputusan Presiden RI Prabowo Subianto yang memberikan abolisi kepada Thomas Lembong dan amnesti kepada Hasto Kristiyanto bukan sekadar kebijakan hukum biasa. 

Ia menyebut langkah itu sebagai bukti kenegarawanan sejati yang mencerminkan keberanian Presiden dalam melampaui sekat-sekat politik demi persatuan bangsa.

“Ini bukan sekadar kebijakan hukum. Keputusan ini menunjukkan keberanian Presiden Prabowo dalam menjaga keutuhan bangsa, meneguhkan rekonsiliasi nasional, serta memulihkan semangat demokrasi yang sehat dan inklusif,” ujar Mardiono.

Menurut Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Ketahanan Pangan itu, dalam sistem presidensial, Presiden bukan hanya kepala pemerintahan, tetapi juga simbol pemersatu bangsa yang berdiri di atas semua golongan, ideologi, maupun kepentingan sempit. 

Dalam konteks itu, keputusan memberi pengampunan kepada dua tokoh dari kubu politik yang berbeda—Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto—adalah langkah strategis dan simbolis.

“Pak Tom adalah tokoh yang dikenal kritis terhadap kebijakan tertentu dan menjadi pendukung Anies Baswedan saat Pilpres 2024. Sementara Pak Hasto merupakan Sekjen partai besar yang juga sempat terjerat persoalan hukum. Presiden Prabowo sedang mengirimkan pesan penting bahwa rekonsiliasi nasional bukan retorika, tapi aksi nyata yang lahir dari keberanian moral dan visi kebangsaan,” kata Mardiono.

Baca juga: Wakil Ketua MPR Sebut Pidato Prabowo di Turki Tunjukkan Keberanian Moral Indonesia

Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengingatkan bahwa pemberian abolisi dan amnesti merupakan hak prerogatif presiden yang diatur dalam Pasal 14 UUD 1945. 

Instrumen tersebut, kata dia, bukan bentuk intervensi terhadap hukum, melainkan bagian dari mekanisme untuk menciptakan stabilitas politik dan sosial yang lebih luas.

“Dengan memberikan abolisi Tom Lembong, Presiden Prabowo menunjukkan bahwa kritik terhadap negara tidak harus dihadapi dengan kriminalisasi. Dalam demokrasi yang sehat, kritik dan oposisi adalah bagian dari ekosistem politik yang harus dihormati,” tutur Mardiono.

Ia juga memandang amnesti terhadap Hasto sebagai langkah berani untuk mengakhiri ketegangan antara aparat penegak hukum dan partai politik besar.

“Ini membuka ruang dialog dan kerja sama lintas partai yang lebih damai dan produktif,” ujar Mardiono.

Pasca-Pemilu 2024, ia menyebut Indonesia menghadapi luka sosial akibat polarisasi tajam. 

Baca juga: PKS: MPR Tak Perlu Turun Gunung Sikapi Putusan MK soal Pemisahan Pemilu

Maka dari itu, lanjut Mardiono, keputusan Presiden Prabowo untuk merangkul bukan hanya pendukung, tetapi juga lawan politik, merupakan langkah visioner.

“Pak Prabowo tidak terjebak dalam politik balas dendam. Ia menunjukkan bahwa negara ini harus dikelola bukan dengan dendam historis, tapi visi ke depan,” ucap Mardiono.

Ia menegaskan bahwa Prabowo memilih jalan kenegarawanan yang penuh risiko, tapi benar secara moral dan strategis.

Halaman:


Terkini Lainnya
Dicopot dari Kursi Menpora, Dito Ariotedjo Sudah Tahu Sejak Pagi
Dicopot dari Kursi Menpora, Dito Ariotedjo Sudah Tahu Sejak Pagi
Nasional
Perintah Prabowo ke Anggta DPR Gerindra: Jaga Gaya Hidup hingga Dilarang Flexing
Perintah Prabowo ke Anggta DPR Gerindra: Jaga Gaya Hidup hingga Dilarang Flexing
Nasional
Yusril Pastikan Kompol Cosmas dan Bripka Rohmat Pelindas Ojol Akan Dipidana
Yusril Pastikan Kompol Cosmas dan Bripka Rohmat Pelindas Ojol Akan Dipidana
Nasional
Prabowo: Aksi Pembakaran Ancam Nyawa, Aparat Harus Proporsional
Prabowo: Aksi Pembakaran Ancam Nyawa, Aparat Harus Proporsional
Nasional
Mendagri: Ada 228 Demo Periode 25 Agustus-7 September 2025
Mendagri: Ada 228 Demo Periode 25 Agustus-7 September 2025
Nasional
Pemerintah Bantah Reshuffle Kabinet untuk Hapus 'Orang Jokowi'
Pemerintah Bantah Reshuffle Kabinet untuk Hapus "Orang Jokowi"
Nasional
Ketua Komisi II Tanggapi Yusril soal Artis Kalahkan Orang Berbakat di Pemilu
Ketua Komisi II Tanggapi Yusril soal Artis Kalahkan Orang Berbakat di Pemilu
Nasional
Gantikan Budi Arie, Menkop Ferry Dorong UU Sistem Perkoperasian Nasional
Gantikan Budi Arie, Menkop Ferry Dorong UU Sistem Perkoperasian Nasional
Nasional
Klaim Hotman Paris: Tak Ada Mark-up, Unsur Korupsi Kasus Chromebook Gugur
Klaim Hotman Paris: Tak Ada Mark-up, Unsur Korupsi Kasus Chromebook Gugur
Nasional
Usai Reshuffle, Kader Gerindra Ramai-ramai Merapat ke Rumah Prabowo di Kertanegara
Usai Reshuffle, Kader Gerindra Ramai-ramai Merapat ke Rumah Prabowo di Kertanegara
Nasional
Bahlil Usulkan Puteri Komarudin Gantikan Dito Ariotedjo di Kursi Menpora
Bahlil Usulkan Puteri Komarudin Gantikan Dito Ariotedjo di Kursi Menpora
Nasional
Jadi Wamen Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Punya Harta Rp 27,8 Miliar
Jadi Wamen Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Punya Harta Rp 27,8 Miliar
Nasional
Menkeu Deg-degan Diminta Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Berat Banget
Menkeu Deg-degan Diminta Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Berat Banget
Nasional
IHSG Terkoreksi, Menkeu Purbaya: Saya 15 Tahun Lebih di Pasar, Tahu Perbaiki Ekonomi
IHSG Terkoreksi, Menkeu Purbaya: Saya 15 Tahun Lebih di Pasar, Tahu Perbaiki Ekonomi
Nasional
Prabowo Reshuffle 5 Menteri, PAN: Masyarakat Ingin Ada Perubahan
Prabowo Reshuffle 5 Menteri, PAN: Masyarakat Ingin Ada Perubahan
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau