Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Didorong Usut Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh

Kompas.com - 29/10/2025, 13:49 WIB
Nawir Arsyad Akbar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Abdullah mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan penggelembungan anggaran atau mark up dalam proyek Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC) Jakarta–Bandung atau Whoosh.

Menurutnya, KPK perlu turun tangan dalam menjawab keresahan publik terkait proyek yang menanggung beban utang yang sangat besar itu.

"KPK tidak boleh takut dalam menangani kasus ini. Dugaan mark up anggaran dalam proyek kereta cepat harus diusut secara tuntas dan transparan," ujar Abdullah dalam keterangannya, dikutip Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Purbaya Akui Proyek Whoosh Punya Misi Hidupkan Ekonomi Daerah

Jika memang ditemukan tindakan pidana dalam proyek Whoosh, KPK tentu harus memproses semua pihak yang terlibat di dalam dugaan mark up tersebut.

"KPK tidak boleh pandang bulu. Jika dalam penyelidikan ditemukan tindak pidana korupsi, para pelakunya harus diseret ke jalur hukum tanpa pengecualian," ujar Abdullah.

KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi, kata Abdullah, harus profesional dan independen dalam penyelidikannya.

"Proyek sebesar Kereta Cepat Whoosh seharusnya menjadi kebanggaan nasional, bukan malah menjadi beban akibat penyimpangan anggaran. Karena itu, kita harus dukung penuh KPK agar bisa menuntaskan kasus ini," ujar Abdullah.

Baca juga: Whoosh dan Ujian Anti-Korupsi Prabowo

Dugaan Korupsi Whoosh

Isu dugaan penyimpangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ramai setelah pernyataan mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya Mahfud MD Official pada 14 Oktober 2025, Mahfud mengungkap adanya dugaan penggelembungan anggaran atau mark up besar-besaran dari proyek Whoosh.

"Menurut perhitungan, biaya per kilometer kereta cepat Whoosh di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS (sekitar Rp 863 miliar). Padahal di China hanya sekitar 17–18 juta dollar AS.

"Naik tiga kali lipat, ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana?" sambungnya.

Baca juga: Megawati Pertanyakan Urgensi Whoosh Sejak 2015: Apakah Akan Memberi Manfaat?

Pernyataan Mahfud tersebut pun langsung menarik perhatian masyarakat dan mendesak lembaga antirasuah untuk mengusut dugaan tersebut.

KPK Menyelidiki Sejak Awal 2025

KPK pun mengkonfirmasi telah melakukan penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek Whoosh sejak awal 2025.

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan, penyidik sudah mulai mengumpulkan informasi sejak lama, meski baru sekarang hal itu disampaikan ke publik.

"KPK juga terus mengimbau kepada masyarakat siapa pun yang memiliki informasi atau data yang terkait dengan hal tersebut agar bisa menyampaikannya kepada KPK," kata Budi di Gedung Merah Putih Jakarta, Senin (27/10/2025).

Baca juga: Pengamat Transportasi: Whoosh Terlanjur Jadi Beban KAI

Menurutnya, data dan keterangan tambahan dari masyarakat akan menjadi bahan penting dalam memperkaya penyelidikan.

"Tim masih terus berprogres, mencari keterangan-keterangan yang dibutuhkan untuk membantu mengungkap perkara ini," ujar Budi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau