HAMAMATSU, KOMPAS.com - Di jantung kota Hamamatsu, Shizuoka Prefecture, berdiri Suzuki Plaza Museum. Gedung tiga lantai yang tak sekadar menyimpan sejarah tapi juga menghidupkan filosofi manufaktur yang menjadi jiwa dari setiap produk Suzuki: Monozukuri.
Terletak tepat di seberang kantor pusat Suzuki Motor Corporation (SMC), museum ini menjadi refleksi hidup dari perjalanan panjang Suzuki, dari masa mesin tenun hingga era elektrifikasi mobil dan motor listrik untuk mobilitas berkelanjutan.
Langkah pertama pengunjung dimulai di zona sejarah manufaktur, di mana mesin tenun pertama Suzuki berdiri tegak — simbol dari akar perusahaan yang lahir pada 1909 sebagai pembuat alat tenun berteknologi tinggi.
Dari titik inilah kisah berubah: Suzuki bertransformasi dari pengrajin benang menjadi penggerak roda mobilitas dunia.
Baca juga: Makna Kuat Logo Baru Suzuki dan Slogan By Your Side
Di antara koleksi bersejarah, Suzulight pada tahun 1955 menempati posisi istimewa. Mobil mungil ini bukan hanya kendaraan pertama Suzuki, tetapi juga pelopor lahirnya kategori Kei-car — mobil kompak Jepang yang efisien, ringan, dan terjangkau.
Suzuki Jimny di Suzuki Plaza MuseumNilai-nilai ini (efisiensi, kesederhanaan, dan keterjangkauan) menjadi DNA abadi Suzuki, yang kini menjelma menjadi filosofi teknik “Sho-Sho-Kei-Tan-Bi”: lebih sedikit, kecil, ringan, sederhana, dan indah.
Memasuki area manufaktur modern, pengunjung disuguhi panorama proses perakitan mobil Suzuki yang kini mengandalkan robotik presisi tinggi. Namun, di balik deru mesin otomatis, museum menegaskan satu pesan penting: teknologi tidak menggantikan sentuhan manusia — keduanya bersinergi.
Itulah semangat Monozukuri: kesempurnaan lahir dari keseimbangan antara presisi teknik dan dedikasi personal.
Di tengah perubahan besar industri otomotif global menuju energi terbarukan dan elektrifikasi, Monozukuri menjadi jangkar nilai Suzuki. Filosofi ini memastikan setiap inovasi dari teknologi hybrid, BEV, hingga kendaraan komersial listrik, tetap berpijak pada prinsip efisiensi dan daya tahan yang sudah teruji lintas zaman.
Suzuki Splash di Plaza Suzuki MuseumSuzuki Plaza Museum bukan sekadar galeri nostalgia, melainkan laboratorium nilai. Prinsip lightweighting yang dulu mendasari Suzulight kini menjadi kunci dalam pengembangan kendaraan hybrid dan listrik masa kini.
Dengan bobot yang ringan, efisiensi meningkat, jangkauan listrik meluas, dan konsumsi energi berkurang, mewujudkan mobilitas berkelanjutan tanpa mengorbankan performa.
Museum ini seolah menjadi pengingat bahwa setiap inovasi Suzuki di masa depan adalah evolusi dari tradisi ketelitian manufaktur yang telah teruji selama lebih dari satu abad.
Bersamaan dengan penyelenggaraan Japan Mobility Show 2025, Suzuki juga meresmikan pembukaan kembali S-MALL Suzuki History Museum Shop, toko resmi museum yang baru direnovasi di lantai dasar Suzuki Plaza.
Lebih dari sekadar destinasi wisata industri, Suzuki Plaza Museum kini menjadi pusat pembelajaran lokal, tempat pelajar sekolah dasar Jepang datang untuk memahami hubungan antara teknologi, tradisi, dan lingkungan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang