Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Husen, Pelaku yang Mutilasi dan Cor Bosnya di Semarang Merasa Puas Setelah Membunuh, Ini Penjelasan Kriminolog Undip

Kompas.com - 11/05/2023, 14:45 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Muhammad Husen, pelaku pembunuhan dengan cara korban dimutilasi hidup-hidup dan dicor semen di Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah perlu pemeriksaan psikis lebih lanjut.

Untuk diketahui, Husen melakukan pembunuhan mutilasi terhadap Irwan Hutagalung, pemilik depot air isi uang di Tembalang.

Pakar Kriminolog Universitas Diponegoro (Undip) Nur Rochaeti menjelaskan, untuk mengetahui penyebab utamanya tentu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Pedagang Angkringan Dekat Lokasi Bos Isi Ulang Dimutilasi dan Dicor Husen Terancam Jadi Tersangka, Ini Sebabnya...

"Ada kondisi psikis yang perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti tingkat kesadisan, ketegaan dan perasaan yang mungkin mati rasa," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (11/5/2023).

Berdasarkan kronologi kasus yang terjadi di Tembalang, pelaku pembunuhan tersebut sebagai sosok sangat percaya diri dengan memberikan pendapatnya yang merasa puas setelah mengeksekusi korban. "Tidak ada rasa penyesalan," kata dia.

Menurutnya, hasil kejahatan yang digunakan untuk bersenang-senang, tidak ada kebutuhan materi secara khusus peruntukannya.

"Latar belakang perbuatan dinyatakan adanya dendam terhadap pelaku," ujarnya.

Alasan tersebut bisa dikategorikan sebagai penyebab langsung maupun tidak langsung dari perbuatan- kriminal yang dilakukan oleh pelaku.

"Dalam kondisi tertentu, sebab tertentu seseorang melakukan perbuatan yang dalam kondisi normal, tanpa tekanan tanpa kekecewaan tidak mungkin terjadi atau dilakukan.

Nur menyebut, karakteristik setiap individu sebagai pelaku tidaklah sama. Untuk itu, faktor yang mempengaruhi seseorang berperilaku kriminal tidak bisa digeneralisir maupun disamakan pada setiap orang maupun setiap kasus.

"Ada pengaruh atau faktor pemicu terjadinya kejahatan. Pada kondisi tertekan, banyak permasalahan yang dihadapi pelaku menjadi penyebab terjadinya kejahatan," imbuhnya.

Namun, lanjutnya, ada kalanya kejahatan terjadi karena hal yang sederhana dan sepele yang menjadi faktor timbulnya kejahatan.

"Dalam hal ini disebabkan faktor individu yang memiliki karakteristik personal yang merupakan kondisi bawaan pelaku," ujar Nur.

Baca juga: Tahu Bos Isi Ulang Air Dibunuh, Pedagang Angkringan di Semarang Tak Lapor Polisi, Statusnya Saksi

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau