Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Tikus di Kalbar Jadi Pintu Keluar TKI Ilegal, Menteri P2MI: Kita Harus Carikan Solusi

Kompas.com - 20/06/2025, 18:52 WIB
Hendra Cipta,
Krisiandi

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com — Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyoroti meningkatnya praktik pengiriman pekerja migran ilegal melalui jalur tidak resmi di Kalimantan Barat (Kalbar).

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan untuk menutup celah perlintasan nonprosedural yang semakin mengkhawatirkan.

“Kalbar adalah wilayah perbatasan yang rawan jadi jalur keluar masuk pekerja migran ilegal, terutama lewat jalur tikus,” kata Karding kepada wartawan usai Deklarasi Cegah Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) bersama kepolisian dan Pemerintah Provinsi Kalbar, pada Jumat (20/6/2025).

Baca juga: Gagal Berangkat ke Malaysia, 5 Calon TKI Ilegal dan 2 Sopir Gadungan Ditangkap di Batam

Kementerian mencatat, kata Karding, terdapat lebih dari 70 jalur tikus yang tersebar di sepanjang perbatasan Kalbar.

Parahnya, untuk setiap satu keberangkatan yang prosedural, terdapat tiga keberangkatan ilegal.

“Yang lewat sini bukan cuma dari Kalbar. Banyak dari Sulawesi, NTB, NTT, Jawa, hingga Sumatera memilih jalur ini karena dianggap lebih mudah,” ucap Karding.

Karding menekankan bahwa pekerja yang berangkat tanpa dokumen resmi berada dalam posisi rentan dan sulit dilindungi negara saat menghadapi masalah di luar negeri.

“Ini sangat berbahaya. Ketika mereka menghadapi masalah, negara kesulitan menjangkau karena statusnya tak tercatat,” tegas Karding.

Baca juga: Mesin Speedboat Ditembak TNI AL, 19 TKI Ilegal Gagal ke Malaysia

Ia juga mengungkapkan telah berdiskusi dengan Gubernur Kalbar mengenai penanganan pekerja migran yang dideportasi dari Malaysia, khususnya dari Sarawak dan Sabah.

Banyak dari mereka kini berada di Kalbar tanpa dokumen, meskipun telah berkeluarga di negeri jiran.

“Kita harus carikan solusi. Pemerintah akan melakukan afirmasi, termasuk koordinasi dengan pemda untuk memastikan mereka punya dokumen kependudukan dan ketenagakerjaan yang sah,” ujar Karding.

Menurutnya, jika mereka masih ingin bekerja di luar negeri, pemerintah akan mengarahkan mereka lewat jalur resmi.

Baca juga: Wanita Asal Jatim Hendak Dikirim Jadi TKI Ilegal di Malaysia lewat Riau, Digagalkan Petugas

Jika tidak, mereka akan difasilitasi melalui program transmigrasi, baik di dalam Kalbar maupun luar provinsi.

Karding berharap deklarasi bersama yang melibatkan Forkopimda, tokoh adat, masyarakat sipil, dan pemerintah daerah dapat menekan laju pengiriman pekerja migran ilegal secara signifikan.

“Ini langkah awal yang konkret. Masalah ini tak bisa dibiarkan berlarut. Harus ada keberpihakan nyata terhadap pekerja migran, dari hulu hingga hilir,” tutup Karding.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau