Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD Sebut Warga Mengeluh SMAN 1 Sebatik Lebih Mengakomodasi Calon Murid dari Kecamatan Lain

Kompas.com - 01/07/2025, 07:50 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Krisiandi

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, mengungkapkan keluhan terkait Sistem Pendaftaran Murid Baru (SPMB) di SMAN 1 Sebatik Induk.

Mereka merasa bahwa sistem ini lebih mengutamakan calon murid dari kecamatan lain dibandingkan dengan pendaftar dari wilayah domisili sekolah.

“Banyak warga datang ke saya mengeluh, kenapa anak mereka yang satu kecamatan dengan SMAN 1 Sebatik diharuskan masuk melalui jalur prestasi, sementara anak-anak dari Kecamatan Sebatik Timur dan Sebatik Barat bisa masuk melalui jalur domisili,” ujar anggota DPRD Firman Haji Latif, Senin (30/6/2025).

Baca juga: Janjikan SPMB Sesuai Prosedur, Pastikan Tidak Ada Siswa Siluman

Firman mengungkapkan keheranannya, mengingat SMAN 1 Sebatik seharusnya memprioritaskan siswa dari Kecamatan Sebatik Induk, di mana sekolah tersebut berada.

Ia menambahkan bahwa keluhan masyarakat mencerminkan kekecewaan dan kemarahan warga, terutama karena meski jarak rumah mereka ke SMAN 1 Sebatik berkisar antara 7 hingga 10 kilometer, mereka tetap berada dalam satu kecamatan.

“Kalau tidak bisa masuk SMAN 1 Sebatik, mereka harus ke SMK yang jaraknya dua kali lipat lebih jauh,” lanjut Firman.

Ia meminta agar Dinas Pendidikan Provinsi Kaltara memperhatikan masalah ini, karena selama sistem domisili diterapkan sebagai mekanisme penerimaan murid baru, wilayah tersebut akan terus mengalami permasalahan serupa.


“DPRD Nunukan berencana memanggil pihak sekolah, orang tua murid, dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kaltara untuk duduk bersama membahas persoalan ini,” tambahnya.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kaltara di Nunukan, Mahfuz, mengakui adanya masalah tersebut.

Ia menjelaskan bahwa calon murid yang berada di kecamatan yang sama dengan lokasi sekolah tidak terakomodasi karena beberapa faktor.

Mahfuz juga menyebutkan faktor kedua, yaitu persoalan status Kartu Keluarga (KK).

Ia menjelaskan bahwa bisa jadi KK calon murid belum setahun, atau mereka dititipkan kepada orang yang tinggal dekat dengan lokasi sekolah.

“Sistem domisili ini diukur berdasarkan jarak rumah ke sekolah dengan akurasi yang terukur secara digital di Google Maps. Jika pada pendaftaran awal muncul SMAN 1 Sebatik, peluang untuk diterima besar. Sebaliknya, jika jaraknya jauh dan SMAN 1 Sebatik tidak muncul, otomatis datanya dianggap tidak valid,” urainya.

Baca juga: Tersedia Puluhan Ribu Beasiswa Sekolah Swasta di Jatim, Simak melalui Laman Resmi SPMB Jawa Timur

Dari data Cabang Dinas Pendidikan Kaltara, jumlah lulusan SMP tahun 2025 di Pulau Sebatik mencapai 612 orang.

“Saya pastikan SMA dan SMK Negeri di Sebatik sudah lebih dari cukup untuk mengakomodasi jumlah lulusan tersebut, belum ditambah dengan sekolah swasta,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa jarak atau domisili tidak terbatas pada kecamatan.

“Boleh saja dari mana pun asal jaraknya masuk dalam domisili. Ini semua nanti akan saya uraikan jika DPRD meminta penjelasan mengenai dinamika SPMB di SMAN 1 Sebatik,” tutup Mahfuz.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau