NUNUKAN, KOMPAS.com — Kepala Desa Srinanti, Kecamatan Seimanggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Rusmini Hakim, menjadi sosok inspiratif di wilayah perbatasan RI–Malaysia.
Ia berhasil menghidupkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) lewat pengelolaan sambungan air bersih dan budidaya sayuran segar.
Desa yang mayoritas dihuni eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia dan warga transmigran ini telah mampu mandiri dalam penyediaan air bersih dan kebutuhan pangan, meski dikelilingi oleh dominasi perkebunan kelapa sawit.
“Untuk penyediaan air bersih warga sudah lumayan lama kita kelola, tapi untuk kebun hortikultura baru dua tahun. Tapi Alhamdulillah, Desa Srinanti sudah mampu menyediakan sayuran segar untuk masyarakat. Setiap hari mereka belanja langsung di kebun,” ujar Rusmini, Rabu (2/7/2025).
Baca juga: Menteri Desa Tegaskan BUMDes dan Koperasi Merah Putih Tidak Tumpang Tindih
Pemerintah Desa Srinanti menyisihkan 20 persen pendapatan desa untuk dikelola oleh BUMDes.
Hasilnya, usaha desa mencatat pendapatan hingga Rp 60 juta per tahun, yang digunakan untuk:
Kini, desa tersebut sudah memiliki beragam tanaman pangan, mulai dari sayuran hijau, jagung, semangka, cabai (lombok), hingga pare.
Tahun ini, luas kebun akan ditambah dua hektar lagi sebagai bagian dari program ketahanan pangan.
“Kita sudah ada hampir semua sayuran hijau. Tahun ini, kita tambah dua hektar lagi untuk program ketahanan pangan,” lanjut Rusmini.
Baca juga: Pengetatan Perbatasan Malaysia dan Ancaman Krisis Pangan di Nunukan...
Melihat potensi ekonomi di tengah dominasi perkebunan sawit di Seimanggaris, Rusmini mulai merintis usaha penyediaan spare part dan oli kendaraan.
Usaha ini menjawab kebutuhan truk-truk kebun sawit yang kerap mengalami kerusakan namun sulit mendapatkan onderdil di wilayah terpencil.
“Peluang itu yang kita tangkap. Kita rembug dengan masyarakat, dan kita mulai penyediaan spare part juga oli kendaraan,” katanya.
Rusmini juga mengungkap rencana membeli lori (truk) sampah untuk mendukung pengelolaan lingkungan, seiring meningkatnya kepadatan penduduk di Desa Srinanti.
Nantinya, pengelolaan sampah akan berbasis retribusi warga.
“Kita akan berembug dengan warga, menentukan besaran retribusi sampah per bulan. Semoga usaha itu menambah pemasukan kas desa,” imbuhnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini