Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLBN Sebatik Belum Beroperasi Usai Diresmikan Jokowi, DPRD: Itu Termasuk Korupsi

Kompas.com - 08/07/2025, 10:24 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Meski telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2024, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Senyamuk Sebatik di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, hingga kini belum juga beroperasi.

Penyebabnya bukan soal teknis infrastruktur, melainkan belum tuntasnya sengketa batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia.

Akibatnya, masyarakat Pulau Sebatik terus hidup dalam ketidakpastian hukum. Barang-barang keluar masuk wilayah tersebut sering bermasalah secara legalitas, dan Pemerintah Daerah kesulitan menarik retribusi serta pajak daerah yang berpotensi menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ketua Komisi I DPRD Nunukan, Andi Muliyono, menilai kondisi ini sebagai bentuk ketidaktegasan Pemerintah Pusat. Ia menuntut adanya kepastian hukum dan perhatian serius terhadap masyarakat di Pulau Sebatik.

"Pulau Sebatik ini jangan berada di ujung mata, selalu diakui bagian NKRI, kenyataannya kepastian hukum tak jelas," ujarnya, Selasa (8/7/2025).

Baca juga: Peresmian PLBN Sebatik Masih Menunggu Malaysia

Andi menyayangkan fakta bahwa PLBN Sebatik yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp 200 miliar belum dimanfaatkan.

"Kalau dilihat dari penggunaan anggaran, itu masuk kategori korupsi. Menggunakan uang negara yang hasilnya tidak digunakan semaksimal mungkin, itu bagian penyalahgunaan anggaran," tegasnya.

Sengketa Tak Kunjung Usai

Sampai hari ini, perbatasan darat dan laut antara Indonesia dan Malaysia di wilayah Sebatik masih terus diperdebatkan.

Malaysia mengklaim sebagian wilayah Indonesia sebagai bekas jajahan Inggris dan bagian dari Persemakmuran, sementara Indonesia merujuk pada sejarah wilayah bekas Hindia Belanda sebagai bagian sah dari NKRI.

Andi menyebut, alasan di balik alotnya negosiasi batas wilayah ini tak lepas dari potensi sumber daya alam yang melimpah.

"Di batas laut, terdapat kekayaan tak terhitung dari kandungan Migas. Sedangkan di perbatasan darat, ada kandungan biji emas yang luar biasa besar," katanya.

Baca juga: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 14 Karung Pakaian Bekas Asal Malaysia di Perbatasan Sebatik

Warga Jadi Korban Aturan yang Tak Tegas

Andi menekankan bahwa masyarakat Sebatik kerap menjadi korban dari tarik-ulur aturan yang tidak berpihak.

Pemenuhan kebutuhan pokok seperti sembako, LPG, dan jual beli produk Malaysia kerap dilakukan secara tradisional.

Namun, dalam kerangka hukum yang kaku, praktik ini bisa dianggap pelanggaran dan membuka celah penangkapan oleh aparat.

"Sebagian penduduk Malaysia adalah penduduk Indonesia yang memang harus dapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat bagaimana memberikan kesejahteraan, agar tidak banyak WNI yang memilih kerja menjadi TKI," ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau