PEKANBARU, KOMPAS.com - Gubernur Riau, Abdul Wahid, resmi menetapkan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Selasa (21/7/2025).
Langkah ini diambil menyusul meningkatnya jumlah titik panas dan titik api dalam sepekan terakhir.
Status tanggap darurat karhutla ditetapkan saat Gubernur Riau melakukan rapat evaluasi dengan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, dan pejabat lainnya.
Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau, Kapolda: Pembakaran Hutan Kejahatan Serius
Abdul Wahid mengungkapkan wilayah dengan titik api terbanyak berada di dua kabupaten, yakni Rokan Hilir dan Rokan Hulu.
Kedua daerah ini menjadi perhatian serius karena kerap mengalami karhutla setiap tahun.
"Kami lihat dari titik api di Rokan Hilir dan Rokan Hulu yang paling banyak sehingga kami minta kepada seluruh pihak terkait hari ini, harus gerak lebih lagi," ucap Wahid dalam rapat evaluasi karhutla yang diikuti Kompas.com.
Pemprov Riau sebelumnya telah menetapkan status siaga darurat karhutla mulai 27 Maret sampai 30 November 2025.
Namun, selama kemarau panjang, titik api karhutla semakin banyak sehingga pemerintah mengambil langkah tegas.
"Mulai hari ini, saya menetapkan status tanggap darurat," jelas Wahid.
Baca juga: Negara Tetangga Protes Asap Riau, BNPB: Kadang Kita Jadi Kambing Hitam
Lebih lanjut, dia mengatakan, status ini memungkinkan penggunaan sumber daya secara maksimal, termasuk pengerahan bantuan logistik dan teknologi dari pemerintah pusat serta koordinasi lintas sektor.
Wahid juga meminta dukungan penuh dari pemerintah kabupaten dan kota untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pencegahan di daerah masing-masing.
Menurutnya, pembukaan lahan dengan cara membakar masih menjadi penyebab utama terjadinya karhutla.
"Tanggap darurat ini dilakukan sebagai upaya kami untuk memaksimalkan penanganan karhutla. Kami perkuat monitoring dan ground checking titik hotspot," kata Wahid.
Oleh karena itu, dia mengimbau seluruh kepala daerah untuk terus mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini