Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Hutan Makin Meningkat, Riau Tetapkan Status Tanggap Darurat

Kompas.com - 22/07/2025, 15:21 WIB
Idon Tanjung,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Gubernur Riau, Abdul Wahid, resmi menetapkan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Selasa (21/7/2025).

Langkah ini diambil menyusul meningkatnya jumlah titik panas dan titik api dalam sepekan terakhir.

Status tanggap darurat karhutla ditetapkan saat Gubernur Riau melakukan rapat evaluasi dengan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, dan pejabat lainnya.

Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau, Kapolda: Pembakaran Hutan Kejahatan Serius

Abdul Wahid mengungkapkan wilayah dengan titik api terbanyak berada di dua kabupaten, yakni Rokan Hilir dan Rokan Hulu.

Kedua daerah ini menjadi perhatian serius karena kerap mengalami karhutla setiap tahun.

"Kami lihat dari titik api di Rokan Hilir dan Rokan Hulu yang paling banyak sehingga kami minta kepada seluruh pihak terkait hari ini, harus gerak lebih lagi," ucap Wahid dalam rapat evaluasi karhutla yang diikuti Kompas.com.

Pemprov Riau sebelumnya telah menetapkan status siaga darurat karhutla mulai 27 Maret sampai 30 November 2025.

Namun, selama kemarau panjang, titik api karhutla semakin banyak sehingga pemerintah mengambil langkah tegas.

"Mulai hari ini, saya menetapkan status tanggap darurat," jelas Wahid.

Baca juga: Negara Tetangga Protes Asap Riau, BNPB: Kadang Kita Jadi Kambing Hitam

Lebih lanjut, dia mengatakan, status ini memungkinkan penggunaan sumber daya secara maksimal, termasuk pengerahan bantuan logistik dan teknologi dari pemerintah pusat serta koordinasi lintas sektor.

Wahid juga meminta dukungan penuh dari pemerintah kabupaten dan kota untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pencegahan di daerah masing-masing.

Menurutnya, pembukaan lahan dengan cara membakar masih menjadi penyebab utama terjadinya karhutla.

"Tanggap darurat ini dilakukan sebagai upaya kami untuk memaksimalkan penanganan karhutla. Kami perkuat monitoring dan ground checking titik hotspot," kata Wahid.

Oleh karena itu, dia mengimbau seluruh kepala daerah untuk terus mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau