NUNUKAN, KOMPAS.com - Ekspedisi Kata ke Nyata untuk program Jagat Literasi di Kalimantan Utara, Senin (11/8/2025), diawali dengan upacara bendera Merah Putih di SD 004 Sebatik Tengah, Pulau Sebatik, Nunukan Kalimantan Utara.
Sebuah prosesi upacara, mungkin biasa saja dan rutin dilakukan anak anak sekolah.
Namun berbeda jika dilakukan di perbatasan negara, dengan kondisi anak-anak SD yang sebagian lahir dan bertumbuh di Malaysia.
Baca juga: Jagat Literasi: Menginspirasi Anak-anak MI Pandeglang Lewat Dongeng dan Kuis
Alunan lagu Indonesia Raya yang diiringi pianika, seakan menghentak nasionalisme, dan memberi gambaran nyata bahwa Indonesia masih memiliki PR besar dan hutang yang harus segera dituntaskan khususnya di wilayah 3T yang merupakan pelosok negara.
Jelang HUT RI ke 80 dan dalam rangka merayakan hari jadi Kompas.com ke 30 tahun, Relawan dari program "Dari Kata ke Nyata" Kompas.com hadir dengan inisiatif Jagat Literasi, dengan cara yang istimewa, menanamkan benih literasi dan pengenalan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).
Hal ini, menjadi salah satu upaya menghidupkan minat baca dan memenuhi kebutuhan buku bacaan di sekolah yang memiliki kendala akses sangat terbatas.
Upacara di SDN 004 Sebatik Tengah, berjalan khidmat. Bulu kuduk kita meremang ketika anak-anak menyanyikan lagu kemerdekaan.
Di antara murid-murid SDN 004 Sebatik Tengah, masih ada yang harus berangkat di pagi buta untuk pergi ke sekolah.
Mereka diantarkan orang tuanya yang merupakan buruh kelapa sawit Malaysia.
Saat hujan turun, anak-anak itu terpaksa tidak masuk sekolah. Jalanan yang buruk dan sungai banjir, menghambat mereka pergi sekolah.
Mereka harus berbekal uang Ringgit ke sekolah, meski pada akhirnya uang tersebut harus ditukar dengan Rupiah yang disediakan sekolah.
Betapa lagu 17 Agustus 1945 yang menjadi tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan Indonesia, dimaknai sangat tulus oleh anak-anak di perbatasan dengan kehidupan dan fasilitas juga terbatas.
Baca juga: Mengenal Majang Buku, Komunitas Baca di Lumajang yang Ubah Jalanan jadi Perpustakaan
Kepala Sekolah SDN 004 Sebatik Tengah, Sittiara Razak menegaskan, meski mereka hidup di tapal batas, nasionalisme mereka tak ada batas.
Sittiara juga mengucapkan terima kasihnya kepada para relawan Kompas.com dan Tim Paragon serta Riady Foundation yang mengajarkan arti 'Kata menjadi Nyata'.
"Saya melihat proses syuting yang diikuti anak-anak kami. Betapa mereka sangat senang dan apa yang disampaikan para relawan sangat membekas di anak-anak kami," katanya