TARAKAN, KOMPAS.com – Kelurahan Selumit Pantai, Tarakan, Kalimantan Utara, yang dulu dikenal sebagai salah satu titik rawan narkoba di wilayah perbatasan, kini menjelma menjadi Kampung Tematik Warna-Warni yang aman, produktif, dan penuh aktivitas warga.
Kawasan yang dihuni lebih dari 18 ribu jiwa ini dulunya lekat dengan transaksi narkotika, bahkan melibatkan anak-anak dan ibu rumah tangga sebagai kurir atau informan.
Warga hidup dalam bayang-bayang ketakutan, sementara kasus peredaran narkoba kerap mewarnai keseharian.
Perubahan besar dimulai dengan hadirnya Program Warung Kamtibmas, pusat kegiatan sosial terpadu yang diinisiasi Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto.
Warung ini menjadi ruang bagi edukasi bahaya narkoba, pembentukan karakter, layanan Posyandu, ruang belajar, hingga pelatihan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca juga: Kampung Narkoba Digerebek, 25 Warga di Praya Timur Ditangkap
Menurut Ketua RT 13 Selumit Pantai, Hastarita, kondisi kampung kini jauh berbeda.
“Dulu tempat ini seperti Texas, horor dan mencekam. Sekarang anak-anak mau belajar dan bermain lagi,” ujarnya dilansir dari Tribun Kaltara, Rabu (13/8/2025).
Menurut data Polda Kaltara, peredaran narkoba di Selumit Pantai berhasil ditekan hingga 90 persen. Jumlah kasus turun dari 15 kasus pada 2023 menjadi hanya 6 kasus hingga pertengahan 2025.
Program ini turut melibatkan komunitas Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP) yang mengirim 45 relawan untuk mengajar anak-anak putus sekolah melalui Kejar Paket A, B, dan C.
Saat ini, sekitar 75 anak aktif mengikuti kegiatan belajar, mengaji, pelatihan bela diri, hingga budidaya aquaponik dan hidroponik.
Baca juga: Penggerebekan Kampung Narkoba di Makassar, Ada Rumah Transaksi, Berbagai Sajam, dan Air Softgun
Lurah Selumit Pantai, Andi Arfan, menyebut perubahan ini membuat anak-anak kembali memiliki ruang bermain dan belajar yang aman.
“Kehidupan normal sudah bisa dijalankan. Ada taman belajar, kegiatan keagamaan, dan bantuan buku,” katanya.
Transformasi juga menyentuh ekonomi warga. Ketua IWAPI Kaltara, Hj. Sri Sulartiningsih, mengatakan program ini membuka peluang bagi ibu-ibu rumah tangga untuk berwirausaha.
Beberapa UMKM binaan kini memproduksi keripik tempe, amplang ikan, kue bolu, dan cendera mata. IWAPI juga membantu akses permodalan melalui kemitraan dengan perbankan.
“Ibu-ibu di sini punya peran penting dalam menggerakkan ekonomi keluarga. Tantangannya ada di permodalan, tapi dengan dukungan ini mereka bisa mandiri,” ujarnya.
Dengan kolaborasi antara masyarakat, relawan, dan berbagai pihak, Selumit Pantai berhasil melepaskan diri dari stigma kampung rawan narkoba dan berubah menjadi lingkungan yang lebih sehat, berwarna, dan penuh harapan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini