SIKKA, KOMPAS.com – Warga 5 desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terserang beragam penyakit akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Kelima desa tersebut, yaitu Kringa, Timutawa, Udek Duen, Hikong, dan Ojan.
Kepala Puskesmas Boganatar, Maria Yukensi Pogon menyampaikan bahwa warga mengalami batuk, pilek, dan penyakit kulit.
“Paling banyak itu penyakit kulit, seperti gatal-gatal. Kita langusng tangani setiap warga yang sakit,” ujar Yukensi saat dihubungi, Rabu (18/8/2025).
Baca juga: Pagi Ini, Kawah Gunung Lewotobi Keluarkan Asap Tebal Setinggi 800 Meter
Yukensi mengungkapkan bahwa selama beberapa bulan terakhir warga di 5 desa itu dilanda abu vulkanik.
Setiap hari, hampir 10 hingga 15 pasien datang berobat ke Puskesmas Boganatar.
Namun banyak juga warga yang memilih bertahan di rumah, meskipun sedang menderita sakit.
“Kalau sedang erupsi mereka tidak datang ke puskesmas karena panik,” kata dia.
Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, 6 Penerbangan Batal
Yukensi menyampaikan hampir setiap pekan petugas kesehatan dikerahkan ke desa-desa terdampak untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Dari situ pihaknya mendapati banyak warga yang terserang penyakit akibat dampak erupsi yang berkepanjangan.
Lebih para lagi, ungkap Yukensi, warga mengonsumsi air yang tercemar abu vulkanik.
Menurutnya meski di masak dengan suhu 120 derajat, air tersebut sudah tidak layak dikonsumsi.
“Karena ini kan ada zat besi, tembaga, jadi kalau dimasak tetap berpengaruh, karena bukan bakteri,” jelasnya.
Baca juga: Gunung Lewotobi dan Lewotolok Meletus Bersamaan Sore Ini
Dia mengatakan apabila kondisi itu dibiarkan akan berdampak pada lima hingga 10 tahun mendatang.
“Itu efeknya 5-10 tahun ke depan, bisa kena penyakit jantung, paru-paru, dan kanker,” pungkasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini