AMBON, KOMPAS.com - Kisah memilukan dialami dua ibu hamil di Kecamatan Pulau Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.
Kedua ibu hamil tersebut harus dirujuk dari RSUD Goran Riun di Pulau Gorom menuju RSUD Bula di ibu kota kabupaten lantaran tidak adanya dokter spesialis dan peralatan medis yang memadai.
Proses evakuasi kedua pasien juga berlangsung dramatis, karena untuk bisa sampai di RSUD Bula, kedua pasien harus rela menumpangi speedboat menyeberangi ganasnya cuaca buruk di laut selama berjam-jam lamanya.
Tak sampai di situ, kedua pasien juga harus digotong warga hingga nyaris terjatuh saat menyeberangi jembatan rusak di Kian Darat.
Baca juga: Cegah Stunting dan Kematian Ibu, 2.000 Ibu Hamil di Brebes Diperiksa Gratis.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Minggu (24/8/2025).
Direktur RSUD Gorom Riun, Bahrum Rumadaul menyebutkan bahwa kedua pasien mulai dirawat di RSUD tersebut sebelum perayaan HUT Kemerdekaan pada 17 Agustus 2025 lalu.
Kedua pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu berasal dari Desa Samboru dan Desa Kulgowa, Pulau Gorom.
“Dua ibu hamil itu masuk ke RSUD Goran Riun sebelum 17 Agustus. Satunya dari Desa Samboru dan satunya lagi dari Desa Kulgowa,” kata Bahrum kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Senin (25/8/2025).
Ia mengungkapkan bahwa saat pasien menjalani perawatan di RSUD Goran Riun, pihaknya telah melakukan tindakan penanganan dengan maksimal.
Namun, lantaran tidak adanya dokter spesialis dan fasilitas kesehatan yang memadai, kedua ibu hamil tersebut harus dirujuk ke RSUD Bula.
Menurutnya, dokter umum yang menangani kedua pasien menemukan bahwa keduanya ternyata memiliki penyakit lain yang harus segera ditangani.
“Pasien dari Kulgowa itu juga mengalami darah tinggi, sementara pasien dari Samboru itu mengalami kehamilan ektopik, karena itu disarankan untuk aborsi. Jadi, penanganan dua masalah ini harus dengan dokter spesialis,” ujarnya.
“Kami tidak punya dokter spesialis kandungan, hanya untuk paruh waktu saja, tapi untuk dokter tetap belum ada, dan untuk fasilitas medis juga kita masih minim, karena itu tidak bisa lakukan bedah kandungan,” kata dia.
Baca juga: Dapur Bertambah, Penerima MBG di Palangka Raya Bakal Sasar Ibu Hamil dan Menyusui
Atas kondisi itulah, kedua pasien harus dirujuk ke RSUD Bula di ibu kota kabupaten.
Menurut Bahrum, evakuasi kedua pasien menuju RSUD Bula dimulai dengan perjalanan laut menggunakan speedboat menuju Air Nanang, yang menjadi titik terdekat menuju RSUD Bula.