SEMARANG, KOMPAS.com - Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkat bicara terkait meninggalnya Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2024, yang wafat pada Minggu (31/8/2025) malam usai mengikuti aksi demonstrasi sehari sebelumnya.
Dalam siaran pers resmi, pihak Unnes menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian almarhum yang dikenal memiliki prestasi akademik membanggakan.
Namun, di tengah duka tersebut, muncul sejumlah pertanyaan dari publik mengenai penyebab kematian Iko.
Pihak kampus menegaskan bahwa Unnes memilih menunggu sikap resmi keluarga sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
“Melihat dinamika perkembangan yang ada, pimpinan Unnes menghargai, menghormati, dan mengikuti sikap serta keputusan apa pun yang diambil keluarga,” kata Kepala Humas Unnes Rahmat Petuguran, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Suasana Haru di Rumah Duka Iko Juliant Junior, Mahasiswa Unnes yang Meninggal Usai Demo
Sejak menerima kabar duka pada Minggu malam sekitar pukul 18.30 WIB, pimpinan Unnes yang diwakili Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Hukum Unnes telah takziah ke rumah duka di Perumahan Pondok Bringin, Kota Semarang, untuk memberikan dukungan moral kepada kedua orang tua almarhum.
Unnes juga memastikan kehadiran dalam prosesi pemakaman almarhum di Kedung Aji pada Senin (1/9/2025) pagi, yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Riset, Bisnis, dan Kerja Sama Fakultas Hukum bersama sejumlah dosen dan mahasiswa.
"Unnes berbelasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga Ananda Iko Juliant Junior berpulang dengan damai, amal ibadahnya diterima, dan segala dosanya diampuni,” ucapnya.
Peristiwa tragis ini bermula pada Sabtu (30/8/2025) sore.
Iko berpamitan kepada ibunya untuk pergi ke kampus. Ia membawa jas almamater, PDH DPM, serta sebuah tas ransel biru.
Sekitar pukul 17.00 WIB, Iko berangkat seorang diri mengendarai sepeda motor.
Korban mengikuti aksi demonstrasi di Mapolda Jawa Tengah, bersama dengan mahasiswa lainnya.
Namun, esok harinya, Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 11.00 WIB, korban diantar ke RSUP Kariadi oleh anggota Brimob. Kemudian pukul 15.30 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia.
Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang, Iptu Novita Candra, membenarkan bahwa korban terlibat kecelakaan.
Namun, ia tak menjawab saat ditanya di mana lokasi pasti korban mengalami kecelakaan.
"Iya," kata Novita membenarkan peristiwa itu.
Polisi mengaku masih melakukan pendalaman soal kasus tersebut meski kejadiannya sudah berlalu beberapa hari. "Ini masih kita lakukan pendalaman dulu," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto, menegaskan pihaknya akan menyelidiki informasi terkait kematian Iko.
“Kami harus lakukan penyelidikan dahulu informasi tersebut,” kata Artanto.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini