MALANG, KOMPAS.com - KPU Kota Malang menggelar ajang Debat Publik Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tahun 2024 di Hotel Grand Mercure, Sabtu (26/10/2024) malam.
Dalam acara tersebut, Calon Wakil Wali Kota (Cawawali) Malang, Ganisa Pratiwi Rumpoko, menjadi satu-satunya peserta perempuan.
Ganis, sapaan akrabnya, hadir bersama pasangannya, Calon Wali Kota Malang, Heri Cahyono.
Selain pasangan calon (paslon) nomor urut dua ini, hadir pula dua paslon lainnya, yaitu paslon nomor urut tiga, Abah Anton-Dimyati Ayatullah, dan paslon nomor urut satu, Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin.
Ganis sempat memberikan tanggapan terhadap jawaban Cawawali Dimyati Ayatullah terkait UMKM.
Ia mengaku, bersama Heri Cahyono telah turun ke masyarakat dan mendengarkan keluhan dari para pelaku UMKM di Kota Malang.
“Mereka selalu mengatakan program pelatihan yang sering didapatkan tidak berkelanjutan atau tidak sesuai kebutuhan pelaku UMKM,” kata Ganis.
Menurut dia, pelaku UMKM selama ini hanya mendapat apresiasi saat kondisi mereka baik, seperti dengan dibuatkan billboard penghargaan. Namun, pendampingan yang ada tidak intensif dan konsisten.
Baca juga: Momen Haru Debat Pilkada Malang, Sanusi Peluk Gunawan Saat Sesi Istirahat
Ganis menilai apresiasi Pemerintah kepada pelaku UMKM masih kurang, padahal sebagian produk UMKM di Kota Malang telah mendunia.
“Kami ingin mengapresiasi UMKM yang sudah melalang buana. Pakaian yang kami kenakan malam ini adalah karya desainer Kota Malang dari Malang Fashion Week yang sudah mendunia."
"Ke depan, kami akan memberikan lebih banyak dukungan kepada pelaku kreatif di Malang,” ujar dia.
Sementara itu, Dimyati Ayatullah menegaskan, keberadaan Malang Creative Center (MCC) dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, baik untuk bisnis UMKM maupun koperasi.
“Pemimpin perlu memertahankan keberlanjutan, jadi jangan sampai saat kita menjadi pemimpin, ide-ide baru yang muncul justru menggantikan yang sudah baik,” kata dia.
Baca juga: Debat Pilkada Kota Malang 2024 Akan Digelar Tiga Kali, Libatkan 15 Panelis dan 5 Perumus
Dimyati juga menekankan pentingnya memanfaatkan fasilitas yang ada untuk efisiensi biaya dan mengajak koperasi untuk lebih berperan.
“Koperasi selama ini sangat rendah pemanfaatannya. Dengan menggabungkan dana-dana yang ada di RT/RW, kita bisa membentuk koperasi di setiap kelurahan atau kecamatan,” tambah dia.