SURABAYA, KOMPAS.com - Aroma rempah yang menggoda menyeruak dari sebuah warung sederhana di Delta Sari, Sidoarjo, Jawa Timur.
Di tengah gemerlap kafe modern dan restoran fast food, warung ini justru menjadi magnet bagi pemburu kuliner.
Setiap malam, puluhan pelanggan rela antre demi sepiring nasi goreng yang konon membawa cita rasa autentik Lamongan.
"Saya sendiri sudah hampir belasan tahun meracik nasi goreng dengan resep turun-temurun dari kakek saya di Lamongan," ujar Cak Hery (37), sambil tangannya dengan lincah mengaduk nasi di atas wajan besar legendarisnya ke Kompas.com, Selasa (14/01/2025).
Baca juga: Resep Nasi Goreng Kambing, Inspirasi Hidangan Favorit Prabowo
Pria berkumis tipis ini memulai kisahnya sebagai pedagang nasi goreng sejak 2020 lalu, tepat saat pandemi Covid-19 menyerang.
Bermodalkan resep warisan dan tekad kuat, ia memberanikan diri menciptakan sajian nasi goreng Lamongan di Delta Sari.
Baca juga: Mendol, Kuliner Khas Malang yang Sederhana tetapi Memikat
Yang membedakan nasi goreng Cak Hery dari nasi goreng lainnya adalah penggunaan bumbu rahasia yang terdiri dari 15 rempah berbeda.
"Setiap pagi saya dan istri menumbuk bumbu secara manual. Tidak ada blender, tidak ada yang lain, Mas," jelasnya sambil tersenyum.
Proses pembuatan bumbunya saja memakan waktu dua jam. Mulai dari memilih rempah berkualitas hingga menumbuknya hingga halus dengan tingkat kehalusan tertentu.
"Kalau terlalu halus atau terlalu kasar, rasanya akan berbeda," tambahnya.
Menu andalannya, Nasi Goreng Lamongan Super, disajikan dengan telur dadar besar, irisan timun, dan kerupuk udang yang melengkapi kenikmatannya.
Uniknya, Cak Hery menambahkan bumbu turun-temurunnya itu dua kali, memberikan aroma smoky yang khas.
"Saya selalu pesan yang super pedas. Rasanya mantap, ada manis-manis pedasnya yang bikin ketagihan," kata Aldi (27), pelanggan setia dari Delta Puspa yang sudah tiga tahun terakhir rutin mampir setiap malam.