BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pos TNI Angkatan Laut (Pos AL) Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menangkap pelaku pembuangan sampah yang mencemari pesisir pelabuhan ikan terbesar di Jawa Timur.
Penangkapan ini dilakukan pada Kamis (1/5/2025) pagi, di mana seorang pria berinisial M dan rekannya yang merupakan warga setempat, kedapatan membuang sampah di sekitar Kantor Pos AL Muncar.
Petugas yang bertugas mengamankan M bersama barang bukti satu becak penuh sampah untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Sampahnya dibawa dari pasar berak, pasar ikan setempat dan mereka mengaku sudah sering membuang sampah di situ," kata Komandan Pos AL Muncar, Lettu Laut (T) Pungky Pradita.
Penangkapan ini terjadi kurang dari 24 jam setelah pihak Pos AL Muncar mengamankan seorang pelaku pembuangan sampah ke laut berinisial W, yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung dan merupakan warga Kecamatan Rogojampi.
Pungky menjelaskan bahwa kepala dusun setempat sering menerima keluhan dari warganya terkait sampah.
"Dulu ada gerakan untuk mengelola sampah organik dan plastik, tetapi kendaraan pengangkut sering terlambat mengambil," ujarnya.
Masalah ini diperburuk dengan perilaku masyarakat yang mencuri tong sampah untuk digunakan sebagai keranjang ikan saat menimba hasil tangkapan laut.
"Tong sampah yang terbuat dari material plastik yang kuat dan mudah diangkat banyak diambil oleh masyarakat dan tidak dikembalikan lagi," tambahnya.
Pungky juga menyoroti kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
Baca juga: Nestapa Muhasir, Nelayan Tradisional di Pelabuhan Ikan Terbesar Muncar Banyuwangi
"Pas ditanya kenapa menggunakan tong di sini, mereka menjawab karena sudah membayar iuran sampah. Saya jelaskan, ikut iuran sampah bukan berarti bisa bebas menggunakan tong sampah itu," ujarnya.
Di sisi lain, Pungky mengungkapkan bahwa sebelumnya pernah ada pengadaan kendaraan jenis tossa untuk mengangkut sampah.
Namun karena geladak yang terbuat dari besi dan sampah yang sebagian besar adalah ikan dan air asin, gerobak tersebut rusak dan belum ada peremajaan.
Tenaga pengambil sampah di daerah tersebut juga tidak rutin setiap hari, melainkan hanya tiga hari sekali, yang menyebabkan tumpukan sampah dan berpotensi menciptakan lingkungan kumuh serta menjadi sarang penyakit.
"Orang-orang yang rumahnya dekat penampungan sampah kemudian protes," tuturnya.
Pungky menyesalkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah secara tertib.
Baca juga: Pesisir Muncar Banyuwangi Dipenuhi Sampah Kiriman
Padahal mereka telah merasakan sendiri betapa sulitnya melaut di pelabuhan yang dahulu dikenal sebagai pelabuhan ikan terbesar di Jawa Timur.
Ia berharap adanya kerja sama antara semua pihak dan tindakan tegas dari pihak berwenang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak lagi membuang sampah sembarangan.
"Hari Senin, kami akan gelar pertemuan dengan forpimca. Kita butuh tindakan tegas dan pengaturan di semua lini agar masalah persampahan ini bisa segera diatasi," tandasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini