Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah, Buruh: Pemkab Nganjuk Jangan Cuma Mikir Pencitraan

Kompas.com - 04/06/2025, 19:41 WIB
Usman Hadi ,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Wacana pengajuan gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah, aktivis buruh yang dibunuh pada tahun 1993, kembali mengemuka.

Namun, upaya pengajuan tersebut dinilai terganjal oleh kurangnya kemauan politik atau political will dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Federasi Buruh Indonesia (FBI) Jawa Timur, Suyadi, menyoroti Pemkab Nganjuk yang hingga kini belum juga membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) sebagai langkah awal proses pengusulan.

“Kalau itu kan (pembentukan TP2GD) soal kemauan politik ya. Terus kebetulan kan gini, saya melihat Pemerintah (Kabupaten) Nganjuk ini kan memang tidak mikir soal yang begitu. Dia kan mikir pencitraan,” ucap Suyadi kepada Kompas.com, Rabu (4/6/2025).

Baca juga: Marsinah Simbol Perjuangan Kaum Buruh

Suyadi memberikan contoh, kegiatan ziarah ke makam Marsinah saat momen peringatan May Day beberapa waktu lalu justru digagas oleh para elemen buruh.

Namun, kata Suyadi, tiba-tiba Pemkab Nganjuk memasang spanduk di sekitar lokasi. Hal itu membuat Suyadi dan elemen buruh lainnya kecewa.

“(Ziarah) ke Makam Marsinah itu kan kita yang gagas. Setelah saya share di grup-grup, baru pemerintah daerah atas nama Marhaen (Bupati Nganjuk) masang spanduk itu. Makanya sempat saya marah-marah waktu ketemu di Makam Marsinah,” tuturnya.

Baca juga: Syarat dan Prosedur Agar Marsinah Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Minta Pemkab Nganjuk Serius

Meskipun FBI belum secara resmi mengajukan usulan secara tertulis, Suyadi mendorong agar Pemkab Nganjuk serius mengkaji pengusulan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional.

Selain itu, lanjut Suyadi, ia juga menyoroti kurangnya pertemuan di antara organisasi serikat buruh yang ada di Nganjuk, terkait upaya pengajuan gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah.

Oleh karenanya, ia meminta agar organisasi-organisasi serikat buruh melepaskan ego sektoral demi tujuan yang lebih besar, yakni menjadikan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional.

“Kita lepaskanlah itu semua (ego sektoral masing-masing), yang penting menjadikan Marsinah sebagai pahlawan buruh itu penting,” dorongnya.

Aksi teatrikan bercerita tentang Marsinah memeriahkan May Day Fiesta dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional di Istora Senayan Jakarta, Senin (1/5/2023). Ribuan buruh turun ke jalan menyampaikan aspirasinya.(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO) Aksi teatrikan bercerita tentang Marsinah memeriahkan May Day Fiesta dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional di Istora Senayan Jakarta, Senin (1/5/2023). Ribuan buruh turun ke jalan menyampaikan aspirasinya.
Suyadi sendiri mengaku sangat mendukung Marsinah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Aktivis buruh yang tinggal di Nganjuk ini kembali menekankan pentingnya kemauan politik dari Pemkab Nganjuk, agar Marsinah dapat segera diusulkan dan diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Dorongan serupa sebelumnya diutarakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk, Endah Sri Murtini.

Politikus perempuan ini dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah.

Endah mengaku bangga dengan sosok Marsinah. Meskipun cerita perjuangannya berakhir tragis, Marsinah dinilai telah memberikan pelajaran berharga bagi perempuan Indonesia, khususnya perempuan di Nganjuk.

Sementara terkait progres pengajuan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional, Kompas.com telah mencoba mengonfirmasi hal ini ke Kepala Dinsos PPPA Kabupaten Nganjuk, Darmantono, namun yang bersangkutan tidak merespons.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
3 Bulan, Koperasi Merah Putih di Sumenep Belum Punya Stempel
3 Bulan, Koperasi Merah Putih di Sumenep Belum Punya Stempel
Surabaya
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Surabaya
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Surabaya
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Surabaya
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Surabaya
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Surabaya
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Surabaya
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Surabaya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Surabaya
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Surabaya
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Surabaya
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Surabaya
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Surabaya
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau