Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Campak Bertambah 4, Total 6 Anak Meninggal di Pamekasan

Kompas.com - 03/09/2025, 07:51 WIB
Fathor Rahman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Kasus kematian akibat campak bertambah 4 anak di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (3/9/2025).

Sesuai data per 31 Agustus 2025, korban meninggal dari dua anak meningkat menjadi 6 orang.

Korban meninggal di RSUD Smart dan sebagian di Rumah Sakit Mohammad Noer Pamekasan.

Mereka rata-rata sudah dirujuk dalam kondisi cukup parah.

Data yang dihimpun Kompas.com, dari enam anak yang meninggal, terdata dua positif campak, sedangkan empat lainnya masih berstatus suspek.

Dua korban meninggal dengan inisial MMSU dan MH dari Kecamatan Pasean, NA dan MZ dari Kecamatan Proppo, serta inisial RAM dari Kecamatan Tlanakan.

Baca juga: Dinkes Sumenep Gandeng Unair Gelar Penyelidikan Epidemiologi KLB Campak

Sementara itu, satu korban lainnya, inisial IY, berasal dari Kecamatan Pamekasan.

Semua korban yang meninggal berusia di bawah 5 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, Saifudin mengakui adanya lonjakan kasus campak.

Kasus suspek dari 144 meningkat menjadi 160 kasus.

"Dari 6 korban, 5 korban diketahui gizi buruk dan itu membahayakan. Termasuk berakibat pada infeksi paru-paru," katanya.

Pihaknya berharap korban meninggal tidak bertambah.

Anak yang mengalami gejala mengarah ke campak segera dibawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan.

Dengan begitu, tidak terjadi keterlambatan penanganan yang berakibat fatal. "Semua korban yang meninggal rata-rata dibawa ke puskesmas sudah dalam kondisi cukup parah," ujarnya.

Baca juga: Kunjungan ke Pasien Bikin Penularan Campak di Sumenep Meluas

Dia mengatakan, gejala campak dimulai dari demam selama tiga hari yang tidak turun, flu, batuk, kemudian muncul kemerahan di seluruh tubuh.

"Segera bawa ke puskesmas, selanjutnya medis yang menentukan kondisi anak harus rawat inap, dirujuk, maupun bisa dirawat di rumah," katanya.

Saifudin menegaskan, setelah melakukan audit klinis terhadap fasilitas kesehatan terkait kasus campak di wilayahnya, terungkap bahwa umumnya orangtua terlambat membawa anaknya ke puskesmas atau ke fasilitas kesehatan.

Saat dibawa, kondisinya sudah kurang baik. "Rata-rata orangtua terlambat membawa ke puskesmas. Mereka banyak memilih dirawat di rumah dan memanggil perawat. Setelah memburuk, baru dibawa ke puskesmas," ujar dia. 

Pihaknya mengingatkan orangtua tidak mengulur waktu untuk membawanya ke puskesmas. "Ayo kita selamatkan anak kita, jangan ditunda-tunda," ucapnya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Eri Cahyadi Siapkan Dana Rp 5 Juta untuk Gen-Z Supaya Ikut Kembangkan Kampung
Eri Cahyadi Siapkan Dana Rp 5 Juta untuk Gen-Z Supaya Ikut Kembangkan Kampung
Surabaya
Pertamina Patra Niaga Tangani 462 Keluhan Motor Brebet di Jatim
Pertamina Patra Niaga Tangani 462 Keluhan Motor Brebet di Jatim
Surabaya
Estimasi Awal, Kuota Haji di Kabupaten Pasuruan 2026 Naik 267 Orang
Estimasi Awal, Kuota Haji di Kabupaten Pasuruan 2026 Naik 267 Orang
Surabaya
Sopir Pikap di Pamekasan Borong 30 Jeriken Solar di SPBU Bermodal 2 Surat Kuasa
Sopir Pikap di Pamekasan Borong 30 Jeriken Solar di SPBU Bermodal 2 Surat Kuasa
Surabaya
Surabaya dan Dilema 'Thrifting', antara Simbol Gaya Hidup dan Ancaman Limbah Fesyen
Surabaya dan Dilema "Thrifting", antara Simbol Gaya Hidup dan Ancaman Limbah Fesyen
Surabaya
Para Pejabat Pensiun, 138 SDN di Kabupaten Blitar Tak Punya Kepala Sekolah
Para Pejabat Pensiun, 138 SDN di Kabupaten Blitar Tak Punya Kepala Sekolah
Surabaya
Eri Cahyadi Tanggapi Video Viral Admin di Instagram: Saya Selalu Kasih Kesempatan untuk Anak Muda
Eri Cahyadi Tanggapi Video Viral Admin di Instagram: Saya Selalu Kasih Kesempatan untuk Anak Muda
Surabaya
Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Polisi Segera Panggil 2 Saksi
Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Polisi Segera Panggil 2 Saksi
Surabaya
Pesan Khofifah untuk Siswa SMA Jatim yang Menjalani TKA: Jaga Emosi Tetap Stabil
Pesan Khofifah untuk Siswa SMA Jatim yang Menjalani TKA: Jaga Emosi Tetap Stabil
Surabaya
Bertengkar dengan Pacar, Pria di Banyuwangi Ancam Bunuh Warga
Bertengkar dengan Pacar, Pria di Banyuwangi Ancam Bunuh Warga
Surabaya
Antre di SPBU Swasta, Warga Surabaya dan Sidoarjo Cari Aman di Tengah Isu Kualitas BBM
Antre di SPBU Swasta, Warga Surabaya dan Sidoarjo Cari Aman di Tengah Isu Kualitas BBM
Surabaya
Toko Swalayan di Blitar Dibobol Maling, Rokok dan Kosmetik Jutaan Rupiah Raib
Toko Swalayan di Blitar Dibobol Maling, Rokok dan Kosmetik Jutaan Rupiah Raib
Surabaya
Armuji Sidak Investasi Bodong yang Rugikan Korban Rp 1,2 M, Minta Pelaku Jual Aset untuk Ganti Rugi
Armuji Sidak Investasi Bodong yang Rugikan Korban Rp 1,2 M, Minta Pelaku Jual Aset untuk Ganti Rugi
Surabaya
Sapi Bobot 1,4 Ton Milik Faisal Menangkan Kontes Sapi di Jember, Pecahkan Rekor Nasional
Sapi Bobot 1,4 Ton Milik Faisal Menangkan Kontes Sapi di Jember, Pecahkan Rekor Nasional
Surabaya
Pengacara Aktivis Aksi 30 Agustus Kediri Pertanyakan Pasal Berlapis yang Jerat Kliennya
Pengacara Aktivis Aksi 30 Agustus Kediri Pertanyakan Pasal Berlapis yang Jerat Kliennya
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau