Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dr Larona Hydravianto Amputasi Santri Al Khoziny di Bawah Reruntuhan

Kompas.com - 06/10/2025, 19:50 WIB
Suci Rahayu,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Suasana mencekam menyelimuti Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025) malam lalu.

Bangunan tiga lantai ambruk, menimbun sejumlah santri. Di balik reruntuhan beton yang berat, seorang santri bernama Nur Ahmad terjebak dengan lengan tertindih material bangunan.

Di saat genting itulah, keputusan sulit harus diambil, yaitu amputasi yang dilakukan di lokasi agar nyawa korban bisa diselamatkan.

“Jam 07.11 saya ditelepon direktur RSUD RT Notopuro Sidoarjo yang sedang bersama bupati, Dinkes, dan tim SAR. Beliau menyampaikan ada satu pasien yang terjebak dan tergencet lengannya di bawah reruntuhan. Pasien ini kemungkinan memerlukan tindakan amputasi di tempat,” tutur dr Larona Hydravianto, Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD RT Notopuro, menceritakan pengalamannya menolong korban tragedi Al Khonziny dalam Obrolan News Room, Kompas.com.


Tanpa ragu, ia pun menuju lokasi. Setelah tiba bersama tim SAR, ia merayap ke titik korban berada.

Baca juga: Kisah Santri Evakuasi Adiknya yang Meninggal Saat Tragedi Ponpes Al Khoziny

Suasana gelap, sempit, dan pengap, hanya diterangi lampu kecil yang dipasang seadanya.

“Saya masuk, melakukan evaluasi awal, memanggil dan menyapa. Jawaban pasien iya, iya, aduh dengan suara pelan karena lemah. Matanya bisa terbuka, kaki bisa bergerak pelan, tapi tangan kanan benar-benar tergencet di bawah reruntuhan yang sudah sampai lantai. Tidak ada ruang sama sekali,” ucapnya. 

Ia juga sempat meraba jari-jari korban yang dingin dan tidak bergerak. Karena kondisi sudah syok dan jika menunggu lebih lama hanya akan memperbesar risiko.

“Kalau kita tunggu, tidak tahu bangunannya bisa diangkat atau tidak, nanti malah membahayakan pasien. Sehingga kita lakukan amputasi ditempat,” ujarnya.

Tindakan darurat

Amputasi yang biasanya dilakukan dengan peralatan lengkap di rumah sakit. Namun, saat itu harus dilakukan di bawah puing-puing rapuh, sehingga membuat situasi sangat berbeda.

Baca juga: BNPB: Tim SAR Sempat Gatal-gatal Selama Proses Evakuasi di Ponpes Al Khoziny

Sebelum melakukan tindakan, tim sempat menyiapkan sejumlah alat, tetapi ia menolak demi keselamatan pasien.

“Saya minta waktu untuk meminta bantuan. Kami memanggil dr Farouq Abdurrahman (anestesi), dr Aaron Franklyn (PPDS Ortopedi), serta perawat dan peralatan operasi lengkap, termasuk tabung oksigen,” kata dokter yang menempuh pendidikan Medical Doctor di Universitas Airlangga, Surabaya itu.

Nur Ahmad yang diamputasi usai tertimpa reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).DOKUMEN/RSUD R.T. NOTOPURO SIDOARJO Nur Ahmad yang diamputasi usai tertimpa reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).

Tiga puluh menit kemudian, bantuan datang. Meski ruang gerak terbatas, tim dokter tetap melakukan operasi dengan prinsip cepat dan tepat.

“Saya putuskan memotong di sendi karena hanya perlu pisau kecil. Tidak butuh banyak alat, karena manuvernya terbatas,” ujar dia.

Keberanian di tengah rasa takut

Bagi dr Larona Hydravianto dan tim, masuk ke reruntuhan bukan tanpa rasa was-was. Apalagi, di bawah puing bangunan yang sewaktu-waktu bisa runtuh kembali.

Halaman:


Terkini Lainnya
Dua Kecelakaan Terjadi Hampir Bersamaan di Sidoarjo
Dua Kecelakaan Terjadi Hampir Bersamaan di Sidoarjo
Surabaya
Perahu Tenggelam, Nelayan di Nusa Penida Hilang Kemudian Ditemukan Selamat
Perahu Tenggelam, Nelayan di Nusa Penida Hilang Kemudian Ditemukan Selamat
Surabaya
Julukan Kota Mangga Probolinggo Mulai Pudar, Produksi Turun dan Kebun Beralih Jadi Permukiman
Julukan Kota Mangga Probolinggo Mulai Pudar, Produksi Turun dan Kebun Beralih Jadi Permukiman
Surabaya
Cuaca Ekstrem, 8 Kecamatan di Madiun Rawan Terdampak Bencana
Cuaca Ekstrem, 8 Kecamatan di Madiun Rawan Terdampak Bencana
Surabaya
7 Kecamatan Rawan Bencana, BMKG Banyuwangi Imbau Masyarakat Waspada
7 Kecamatan Rawan Bencana, BMKG Banyuwangi Imbau Masyarakat Waspada
Surabaya
Eri Cahyadi Siapkan Dana Rp 5 Juta untuk Gen-Z Supaya Ikut Kembangkan Kampung
Eri Cahyadi Siapkan Dana Rp 5 Juta untuk Gen-Z Supaya Ikut Kembangkan Kampung
Surabaya
Pertamina Patra Niaga Tangani 462 Keluhan Motor Brebet di Jatim
Pertamina Patra Niaga Tangani 462 Keluhan Motor Brebet di Jatim
Surabaya
Estimasi Awal, Kuota Haji di Kabupaten Pasuruan 2026 Naik 267 Orang
Estimasi Awal, Kuota Haji di Kabupaten Pasuruan 2026 Naik 267 Orang
Surabaya
Sopir Pikap di Pamekasan Borong 30 Jeriken Solar di SPBU Bermodal 2 Surat Kuasa
Sopir Pikap di Pamekasan Borong 30 Jeriken Solar di SPBU Bermodal 2 Surat Kuasa
Surabaya
Surabaya dan Dilema 'Thrifting', antara Simbol Gaya Hidup dan Ancaman Limbah Fesyen
Surabaya dan Dilema "Thrifting", antara Simbol Gaya Hidup dan Ancaman Limbah Fesyen
Surabaya
Para Pejabat Pensiun, 138 SDN di Kabupaten Blitar Tak Punya Kepala Sekolah
Para Pejabat Pensiun, 138 SDN di Kabupaten Blitar Tak Punya Kepala Sekolah
Surabaya
Eri Cahyadi Tanggapi Video Viral Admin di Instagram: Saya Selalu Kasih Kesempatan untuk Anak Muda
Eri Cahyadi Tanggapi Video Viral Admin di Instagram: Saya Selalu Kasih Kesempatan untuk Anak Muda
Surabaya
Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Polisi Segera Panggil 2 Saksi
Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Polisi Segera Panggil 2 Saksi
Surabaya
Pesan Khofifah untuk Siswa SMA Jatim yang Menjalani TKA: Jaga Emosi Tetap Stabil
Pesan Khofifah untuk Siswa SMA Jatim yang Menjalani TKA: Jaga Emosi Tetap Stabil
Surabaya
Bertengkar dengan Pacar, Pria di Banyuwangi Ancam Bunuh Warga
Bertengkar dengan Pacar, Pria di Banyuwangi Ancam Bunuh Warga
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau