LUMAJANG, KOMPAS.com - Bupati Lumajang Indah Amperawati membekukan sementara perusahaan umum daerah (Perumda) Semeru imbas kerugian Rp 3 miliar yang diderita dalam kurun waktu 2 tahun.
Sebelumnya, Bupati Lumajang Indah Amperawati mengumumkan, Perumda Semeru mengalami kebangkrutan dan direktur utamanya mengajukan permohonan pengunduran diri.
Baca juga: Perumda Semeru Lumajang Bangkrut, Hasil Audit Rugi Rp 3 Miliar
Direktur Utama Perumda Semeru Mochammad Bahrul Wahid mengajukan pengunduran diri pada 30 April 2025.
Setelah pengajuan pengunduran diri masuk ke Pemkab Lumajang, Inspektorat Lumajang melakukan pemeriksaan laporan keuangan.
Hasilnya, ditemukan kerugian usaha sebesar Rp 3 miliar.
Indah menjelaskan, saat ini status Perumda Semeru dibekukan sementara.
"Sementara biar stagnan dulu seperti ini, jadi ya dibekukan sementara," kata Indah di Pendopo Arya Wiraraja Lumajang, Jawa Timur, Rabu (22/10/2025).
Baca juga: Soal Potensi Kerugian Negara dalam Bangkrutnya Perumda Semeru, Ini Jawaban Bupati Lumajang
Indah menerangkan, pihaknya sudah merencanakan berbagai model bisnis untuk menghidupkan kembali Perumda Semeru.
"Semula ketika kondisi anggaran normal saya ingin ajak bicara DPRD, saya ada beberapa alternatif usaha yang bisa mempercepat pulihnya Perumda Semeru," terangnya.
Namun, kondisi keuangan daerah yang sedang tidak baik akibat efisiensi anggaran menyebabkan Pemkab Lumajang mengurungkan niat tersebut.
Baca juga: Bupati Lumajang Sebut Bangkrutnya Perumda Semeru Karena Kesalahan Manajemen
Sebagai informasi, pada APBD 2026, Pemkab Lumajang mendapatkan pengurangan dana transfer dari pemerintah pusat sebanyak Rp 266 miliar.
"Tapi dengan kondisi anggaran yang tidak normal ini susah, jadi kita menunggu anggaran normal baru kita bicarakan rencana bisnis," ujar Indah.
Lebih lanjut, Indah menyebut, posisi Direktur Utama Perumda Semeru saat ini sengaja dibiarkan kosong.
Menurutnya, direktur yang lama yakni Mochammad Bachrul Wahid bukan diberhentikan, melainkan diminta mengundurkan diri.
"Saya minta mundur karena juga tidak ada manfaatnya," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang