SITUBONDO, KOMPAS.com - Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menegaskan, ambruknya Pondok Pesantren Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Situbondo, terjadi murni karena faktor alam.
"Ambruk karena angin dan hujan, jadi dua lantai di bawahnya lorong. Lantai yang atapnya ambruk di bawahnya lorong," ungkap dia dalam percakapan dengan Kompas.com, Rabu sore (29/10/2025).
Baca juga: Selidiki Atap Ponpes Ambruk, Kapolres Situbondo Akan Datangkan Ahli
Selanjutnya, karena insiden ini terjadi akibat faktor alam, maka Pemkab akan menghitung biaya perbaikan pesantren tersebut dengan menggunakan dana belanja tak terduga (BTT).
"Harus dihitung (besarannya). Ini sedang proses. Di kisaran Rp 25-30 juta, tapi masih dihitung ya," kata Bupati.
Sementara itu, terkait korban dan korban jiwa, Bupati mengaku sudah menerima laporan dari pihak rumah sakit, bahwa semua korban sudah tertangani.
Baca juga: Kesaksian Santriwati Korban Asrama Ponpes Ambruk di Situbondo: Saya Terlelap, Tiba-tiba Runtuh
"Tapi pagi saya dapat kabar dari direktur rumah sakit, semua ditangani," tegas dia.
Bupati mengatakan, untuk korban tewas diberikan santunan sebesar Rp 5 juta. Sementara, untuk korban yang dirawat, semua biaya perawatannya ditanggung oleh Pemkab Situbondo.
"Kita biayai semuanya pake program Brantas Plus," sebut dia.
Sebelumnya diberitakan, Pondok Pesantren Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani Besuki Situbondo dihuni oleh 300 santri, berusia antara 10-19 tahun.
Baca juga: Bangunan Asrama Putri Ponpes yang Ambruk di Situbondo Berusia 2 Tahun 4 Bulan
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo"Untuk di bangunan asrama putri ada 19 orang, 15 orang luka-luka dan 4 orang mendapat rawatan inap," kata Kepala Pengasuh Pondok Pesantren, Kiai Muhammad Hasan Nailul Ilmi.
Satu korban tewas adalah Putri (12), warga Dusun Rawan, Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Situbondo. Sedangkan tiga lainnya sedang dirawat di RS.
Sebelum kejadian tersebut, sudah ada tanda bahwa atap itu akan roboh. Seperti ada suara dari atas. Namun, suara itu tidak membuat takut.
"Bangunan ini masih baru berusia dua tahun empat bulan (dibangun 2022), saya tidak menyangka akan terjadi seperti ini," kata Hasan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang