KOMPAS.com - WhatsApp bukan hanya jadi aplikasi pesan favorit, namun juga ladang empuk bagi pelaku kejahatan digital. Dari modus hadiah palsu, pesan verifikasi bodong, hingga penyamaran sebagai teman atau keluarga, banyak pengguna yang jadi korban karena lengah.
Penipuan lewat WhatsApp kini semakin rapi, canggih, dan sulit dibedakan dari pesan biasa. Maka dari itu agar menghindari hal yang tidak diinginkan penting untuk mengenali ciri-ciri umum dari berbagai modus penipuan yang sering muncul.
Berikut ini 7 jenis penipuan WhatsApp yang wajib Anda waspadai agar tetap aman saat berkomunikasi secara digital.
Baca juga: WhatsApp Makin Populer, Jumlah Penggunanya Saingi Facebook
Penipu membuat grup WhatsApp palsu yang mencatut nama Shopee dan mengundang orang secara acak.
Mereka berpura-pura sebagai admin Shopee dan menawarkan pekerjaan palsu dengan iming-iming hadiah dan komisi. Korban diminta mengisi formulir data pribadi dan mengirim screenshot tugas yang diberikan.
Meski awalnya dibayar untuk meyakinkan korban, tujuan utama pelaku adalah mencuri data pribadi dan rekening korban, bahkan dalam beberapa kasus memaksa korban mengunduh aplikasi berbahaya.
Pelaku menyebar link undangan pernikahan melalui WA, namun link tersebut berisi file APK berbahaya. Jika diinstal, aplikasi ini bisa mengakses data penting di ponsel, termasuk SMS dan kode OTP dari bank.
Modus serupa juga digunakan dengan mencatut nama BPJS Kesehatan. Korban dikirimi pesan tagihan palsu disertai link yang seolah resmi. Padahal, link tersebut berisi file APK jahat yang jika diinstal bisa mencuri kredensial akun dan memungkinkan pelaku membobol rekening bank korban.
Penipu mencoba mengambil alih akun WhatsApp Anda dengan meminta kode verifikasi 6 digit. Mereka bisa menyamar sebagai teman atau pihak resmi WhatsApp. Jika Anda membagikan kode tersebut, akun Anda bisa diambil alih. Maka dari itu jangan pernah membagikan kode OTP kepada siapa pun.
Umumnya pelaku meminta sumbangan untuk bencana atau bantuan kemanusiaan melalui pesan pribadi.
Namun, rekening tujuan ternyata milik pribadi dan bukan lembaga resmi. Korban tersentuh secara emosional lalu mentransfer uang tanpa cek lebih lanjut. Maka dari itu sumbanglah hanya melalui organisasi yang sudah terpercaya.
Pesan menyatakan Anda memenangkan hadiah besar, padahal Anda tidak pernah ikut undian tersebut. Untuk mengklaim, Anda diminta mengisi data pribadi atau membayar sejumlah biaya. Ini adalah trik lama yang masih sering menipu. Jangan mudah tergiur hadiah instan, apalagi jika harus membayar lebih dulu.
Baca juga: WhatsApp Vs Signal, Ini Perbedaan Fitur dan Fungsinya
Link yang dikirim lewat pesan WhatsApp bisa mengandung malware atau aplikasi berbahaya, terutama jika berasal dari nomor asing atau tidak dikenal.
Banyak modus penipuan menggunakan tautan palsu yang menyerupai situs resmi. Jika Anda mengklik dan mengunduh file dari link tersebut, data pribadi seperti kontak, SMS, atau kode OTP bisa diakses oleh pelaku.
Selalu waspada dan pastikan tautan berasal dari sumber terpercaya sebelum membukanya.